SIGI – Ketua Utama Alkhairaat, Habib Alwi bin Saggaf bin Muhammad Aljufri, menutup kegiatan Pembelajaran Ekologi Tanah (PET) yang Mendukung Pengelolaan Ekosistem Pertanian Sehat, Ramah Lingkungan, dan Berkelanjutan di Desa Walatana, Kecamatan Dolo Selatan pada hari Selasa (31/10).
Kegiatan yang berlangsung selama lima hari ini adalah hasil kolaborasi antara PT. Vale Indonesia, Badan Usaha Milik Alkhairaat (BUMA), AOSC, dan Pemda Sigi, dengan partisipasi aktif masyarakat serta karang taruna Desa Walatana.
Habib Alwi menyampaikan bahwa pengetahuan adalah kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Dalam strategi ilmu, iman dan ibadah saling berkaitan, yang berarti bahwa dalam menjalankan ibadah, pengetahuan juga harus ada. Tanpa pengetahuan, ibadah tidak dapat dijalankan dengan baik karena pemahaman yang kurang.
“Sama halnya kegiatan yang dilaksanakan sampai hari terakhir ini, terkait cara menanam serta tanaman organic. Dan ini harus dipahami, agar nantinya bila kita implementasikan maka cara dan metodenya kita sudah kuasai,” kata Habib Alwi.
Ia juga mengingatkan salah satu artikel yang membahas Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang menyebutkan bahwa tiga indikator penting dalam menilai kemajuan suatu negara adalah kesehatan, kemakmuran ekonomi, dan pengetahuan.
Dengan pemahaman yang benar, manusia dapat memilih pola hidup sehat, termasuk dalam memilih makanan organik dibandingkan dengan makanan konvensional yang menggunakan pupuk. Saat ini, banyak orang memilih makanan organik karena lebih baik untuk kesehatan, meskipun harganya sedikit lebih tinggi daripada makanan konvensional yang lebih murah namun berdampak buruk pada kesehatan.
Ketua Utama, Habib Alwi, mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi PT. Vale Indonesia, AOSC, dan pemerintah daerah yang telah bekerja sama dengan Alkhairaat dalam mendukung pertanian yang sehat dan ramah lingkungan. Ia berharap kerjasama ini akan berlanjut di berbagai lokasi Alkhairaat di seluruh Indonesia.
Sementara itu, perwakilan PT. Vale Indonesia, Risal, menjelaskan bahwa perusahaan yang beroperasi di bidang pertambangan di Kabupaten Morowal memiliki tanggung jawab untuk memberdayakan masyarakat di wilayah operasional mereka, termasuk di Morowali. Ia menjelaskan bahwa kemitraan dengan Alkhairaat telah direncanakan sejak lama, dan telah disambut baik dan dilanjutkan melalui BUMA.
Risal menambahkan bahwa setelah pertemuan, mereka menentukan beberapa lokasi, dan salah satunya adalah Desa Walatana. Di tempat yang sama, Kepala Sekretariat Tenaga Ahli Gubernur Sulteng, Andi Aril Pattalau, menyatakan dukungannya terhadap program yang dilaksanakan oleh PT. Vale bersama Alkhairaat. Pertanian organik dianggap sebagai masa depan yang ramah lingkungan dan terjangkau karena sumber dayanya ada di sekitar kita.
“Dalam hal ini satu kata kuncinya adalah konsistensi yang harus dipegang oleh para peserta yang mengikuti selama lima hari ini,” harapnya.
Ia juga menekankan bahwa PT. Vale Indonesia dan Alkhairaat hanya memulai inisiatif ini, sementara pelaksanaan sebenarnya ada di tangan warga Desa Walatana. Konsistensi mereka dalam menerapkan pengetahuan yang telah diberikan akan menentukan kesuksesan program ini. Diharapkan bahwa setelah semua pemateri pulang, warga akan tetap melanjutkan dan mengembangkan kegiatan ini.
Acara penutupan ini juga menjadi saat pelepasan seluruh peserta untuk menerapkan pengetahuan yang telah mereka peroleh di lokasi yang telah disepakati sebelumnya.
Reporter: HADY
Editor: NANANG