Palu – Pelaku bom McDonal’s Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Tahun 2002 lalu, saat ini telah insyaf dan menyadari atas segala perbuatannya.
Baginya aksi pemboman yang pernah ia lakukan adalah sebuah kesalahan besar dalam memahami arti jihad yang sesungguhnya.
Pengakuan tersebut diungkapkan pelaku berinisial WH, yang telah selesai menjalani hukuman sebagai narapidana teroris (Napiter), kepada Kasubdit IV Intelkam Polda Sulteng Kompol Safruddin, beberapa waktu lalu.
Dituturkan kembali oleh Kompol Safruddin, WH kini mengajak dan menghimbau kepada seluruh kawan-kawannya, twrutama pelaku teror untuk kembali ke jalan yang benar dan segera menanggalkan paham-paham yang berbau radikalisme dengan dalih jihad. Sebab niat dan ambisi tersebut tidak memberikan manfaat, tapi hanya menimbulkan kerusakan serta korban jiwa di masyarakat.
“Saya berharap pelaku teror untuk segera kembali ke jalan yang benar dengan mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW, Islam rahmmatanllil alamin,” kata WH, kepada Kompol Safruddin.
Ia juga mengungkapkan bahwa dewasa ini media sosial (Medsos) sering dijadikam sarana penyebaran berita bohong (Hoax) serta paham radikalisme dan intoleransi.
Untuk itu WH meminta kepada seluruh masyarakat, kiranya bisa menyaring tentang kebenaran dari setiap pemberitaan, agar tidak terhasut dan terjebak oleh kepentingan pihak-pihak yang ingin memecah belah anak bangsa.
“Intinya masyarakat harus bisa menyaring kebenaran dari setiap artikel- artikel yang diupload di Medsos,” pintanya.
Kepada Pemerintah Daerah dan Aparat Keamanan di Sulteng, WH berharap tetap komitmen dan konsiten, utamanya dalam memberikan perhatian kepada mantan Napiter dan keluarganya, agar mereka tidak kembali dan bergabung dengan kelompok-kelompok radikal.
Kondisi tersebut tetap menjadi hal yang fundamental bagi Pemda dan Polda Sulteng. Olehnya tambah WH, ia sangat berterima kasih kepada aparat keamanan, yang selama ini telah membantu dan memberikan bimbingan, sehingga pemikiran tentang radikalisme sedikit demi sedikit bisa hilang.
“Upaya serta perhatian yang diberikan Pemda serta Aparat Keamanan selama ini telah memberikan dampak positif bagi sebagian kelompok radikal. Mereka kini telah sadar dan menyadari bahwa ternyata pemahaman jihad yang mereka pahami adalah salah dalam memahami jihad yang sebenarnya,” pungkasnya. [*]