SIGI – Pekerjaan jalan Kasubi, tepatnya di Desa Sunju, Kecamatan Marawola, dinilai asal-asalan. Salah satu indikasinya adalah, jalan dengan sistem rabat beton itu tidak menggunakan rangka besi, seperti biasanya.
Ketua LSM Santigi Indonesia, Sahrir Pakamundi, Ahad (01/10), mengatakan, pekerjaan jalan yang telah berlangsung beberapa bulan tersebut, sangat jauh dari harapan masyarakat.
“Biasanya kalau dengan sistem rabat, ada besi di tengahnya sebagai penguat, tapi ini saya lihat tidak menggunakan sama sekali. Mereka lakukan seperti ba cor lantai rumah saja,” terangnya.
Dia mencotohkan, beton berbentuk U untuk selokan yang digunakan di Kota Palu, cetakannya dikelilingi besi, padahal tidak dilewati kendaraan.
“Lantas bagaimana dengan rabat jalan yang tidak menggunakan landasan besi, sudah pasti akan rusak kalau dilewati kendaraan,” tegasnya.
Dengan demikian, lanjut dia, jalan tersebut tidak akan bertahan lama.
Dia menambahkan, bila pengawasan dilakukan dengan ketat, maka pelaksana pekerjaan tidak mungkin berbuat seperti itu. Parahnya, pekerjaan tersebut juga tidak memiliki papan proyek.
“Sudah beberapa kali saya lewat di jalan itu, tapi tidak ada saya lihat papan proyeknya. Ini juga sudah menyalahi aturan, tidak transparan. Masyarakat sebagai konsumen pengguna jalan dan membayar pajak, memiliki hak untuk mengetahui dan mengontrolnya,” tegasnya.
Dia berharap, Inspektorat bersikap tegas dan mengevaluasi pekerjaan tersebut, karena sudah pasti sangat merugikan daerah. Apalagi, sebelum pekerjaan rabat itu dilakukan, jalan tersebut sudah dilakukan pengaspalan hotmix. Namu baru berjalan sekitar satu tahun, juga sudah rusak.
“DPRD jangan hanya duduk diam terkait hal ini. Fungsi pengawasannya harus berjalan. Jangan hanya dibiarkan dan akhirnya rakyat yang menderita,” tutupnya.
Terkait itu, Kepala Bidang Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sigi, Edy Dwi Saputro yang dihubungi media ini, belum memberi jawaban atas persoalan tersebut. (HADY)