PALU – Peserta Program Padat Karya mempertanyakan nasib mereka, terlebih dalam tiga bulan terakhir. Selama itu, mereka belum mendapatkan kepastian apakah masih menerima honor atau tidak.

Slah satu koordinator peserta Padat Karya di salah satu kelurahan di Kota Palu, Ahad (10/03) membenarkan hal tersebut. Dia mengaku sudah menanyakan masalah itu kepada pengawas, tetapi pengawas juga mengaku tidak mengetahui sebabnya.

“Pengawas kami itu pegawai kelurahan tapi dia juga tidak tahu, karena katanya tidak ada juga penyampaian dari atasan,” katanya.

Wanita tiga anak itu juga mengaku sudah berkoordinasi dengan beberapa rekan di sejumlah kelurahan yang ternyata juga mengalami nasib yang sama.

Dia berharap, Pemerintah Kota (Pemkot) Palu melalui instansi terkait, secepatnya merealisasikan honor mereka, atau paling tidak memberikan penjelasan terkait penyebab terjadinya penundaan itu.

“Sebenarnya kami mau ambil jalan pintas mau tanyakajn langsung sama Pak Wali Kota, tapi kami tahu pak wali saat ini masih umroh sama-sama dengan rombongan imam-imam masjid,” katanya.

Diketahui, peserta Padat Karya mencapai 4.009 orang yang tersebar di seluruh kelurahan di delapan kecamatan di Kota Palu.

Program Pemkot yang mulai diluncurkan tahun 2014 ini bertujuan untuk menganggulangi kemiskinan , sekaligus membangkitkan kembali semangat gotong royong warga yang dinilai mulai pudar.

Awal tahun 2019, DPRD Kota Palu beserta Pemkot juga sempat menaikan honor Padat Karya, dari Rp250 menjadi Rp300 ribu, dengan masa kerja dua hari dalam sepekan. (YAMIN)