Pegawai Rupbasan dan Lapas Dituntut 18 Tahun Penjara

oleh -
Ilustrasi sidang

PALU – Terdakwa I Pegawai Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara. (Rupbasan), Rahmat Adhiaksa bin Safrudin (29) dan terdakwa II Pegawai Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas II Palu, Rafliandi bin Bachtiar (37) dituntut pidana 18 tahun penjara.

Selain pidana penjara, terdakwa membayar denda Rp8 miliar, subsider 6 bulan kurungan.

Menurutnya, terdakwa terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, menyerahkan, atau menerima Narkotika Golongan I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dalam bentuk tanaman beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon atau dalam bentuk bukan tanaman beratnya 5 (lima) gram, sebagaimana dakwaan ke satu pasal 114 Ayat (2) Jo Pasal 132 Ayat (1) Undang-Undang (UU) Nomor: 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Hal memberatkan terdakwa tidak mendukung program pemerintah dalam pemberantasan narkoba, tidak mengakui perbuatannya dan berbelit-belit di persidangan.” Demikian tuntutan dibacakan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Sugandhi , dalam sidang berlangsung virtual yang dipimpin Ketua Majelis Hakim Zaufi Amri di Pengadilan Negeri (PN) Klas IA/PHI/Tipikor Palu, Kamis (19/5).

BACA JUGA :  Terima Pengaduan Lawyers Sangganipa, Polda Sulteng Pastikan Bekerja Profesional

Usai pembacaan tuntutan, Zaufi Amri memberikan kesempatan kepada terdakwa dan penasihat hukum mengajukan pembelaan (pledoi) sidang mendatang.

Rahmat Adhiaksa bin Safrudin dan Rafliandi bin Bachtiar merukan terdakwa dugaan penyalagunaan narkotika golongan I jenis sabusabu seberat 3.966 gram.

Keduanya ditangkap di kompleks perumahan Lapas Klas II A Palu di Jalan Dewi Sartika, Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, sekira pukul 20.00 Wita, pada Sabtu (2/10/2021)

Dalam dakwaan JPU yang dibacakan Desianty dan Agus menguraikan, bermula Sabtu (2/10/2021) sekira pukul 10.30 Wita terdakwa I mengambil tas ransel berisi sabu pada seorang kurir yang tidak dikenalnya, lalu dibawa ke rumah kosong di asrama Lapas Klas II A Palu.

BACA JUGA :  Dua Perempuan Diduga Bandar Narkoba Bersedia Diusir dari Malei Tojo

Selanjutnya, sekira pukul 11.30 datang Agus (DPO) ke rumah itu mengambil sabu tersebut. Namun sekira pukul 13.00 WITA Agus kembali mendatangi terdakwa I di rumah itu dan menitip kembali paket sabu tersebut, serta akan mengambil kembali paket sabu pukul 18.00 WITA

Hingga pukul 18.00 Wita Agus belum datang mengambil kembali paket sabu itu, terdakwa I mendatangi terdakwa II menitipkan paket sabu tersebut.

Terdakwa II menanyakan isi tas, terdakwa II menjawab isinya narkotika jenis sabu yang akan diambil Agus. Kemudian terdakwa II meminta terdakwa I menyimpan paket sabu di dapur. Lalu terdakwa I mengeluarkan isi tas ransel, yakni satu kantong plastik warna merah berisi sabu dan memasukannya dalam termos es, satu handphone, serta memasukan tas ransel ke dalam kardus.

BACA JUGA :  LPKA Palu Latih Anak Binaan Jadi Pengrajin

Selanjutnya terdakwa I pergi, sedangkan terdakwa II keluar ke depan rumahnya dan duduk di pondok menunggu orang yang akan mengambil paket sabu itu.

Namun belum datang Agus mengambil paket sabu tersebut, datang Satresnarkoba Polres Palu membawa surat tugas, lalu melakukan penggeledahan badan dan rumah terdakwa II.

Petugas Satresnarkoba Polres Palu di dapur terdakwa II menemukan dua paket besar plastik bungkus teh Cina yang berisi sabu di dalam termos es, 47 paket sedang plastik klip berisi sabu dalam tas ransel yang berada dalam kardus, serta satu handphone Iphone XsMax ditemukan dekat kolam ikan.

Pada sekira pukul 19.45 terdakwa I kembali ke rumahnya, serta langsung dibawa petugas ke rumah terdakwa II, lalu keduanya beserta barang bukti diamankan ke Polres Palu untuk proses lebih lanjut.

Reporter: IKRAM/Editor: NANANG