PALU – Sejumlah pedagang kuliner atau pemilik rumah makan dan pemilik cafe, mengaku sangat kecewa dengan kebijakan gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng). Mereka menilai kebijakan ini tidak berpihak dengan masyarakat.
Dalam kebijakan itu, diinstruksikan pembatasan operasional warung makan dan pedagang Sulteng tutup jam 05.00 sore. Sehingga kebijakan tersebut dinilai merugikan para pemiki usaha.
Ria Marvel salah seorang pemilik cafe di hutan kota mengatakan, instruksi yang dikeluarkan gubernur sangat jelas tidak berpihak kepada masyarakat. Instruksi gubernur menghilangkan mata pencaharian.
“Instruksi bagaimana itu harus di tutup cafe dan rumah makan jam 05.00 sore. Sementara saya saja buka cafe nanti jam 05.00 sore. Apa yang kami mau pakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari kalau kami tidak berjualan,” ujar Pemilik Cafe Ria Marvel kepada MAL Online, Kamis (8/7).
Menurutnya, pernah pihaknya mencoba membuka cafe dari awal pagi hari. Namun sampai sore tu tidak ada pengunjung cafe yang datang.
“Siapa yang mau berkunjung di hutan kota di siang hari, pe panas begitu. Sedangkan pembatasan sampai jam 08.00 malam saja kami masih nombok, harus bayar listrik lagi. Di hutan kota itu rata- rata jam ramai pengunjung nya jam 8 malam ke atas,” ujar Ria Marvel.
Senada dengan hal itu Agustina salah seorang pemilik warung makan ayam goreng mengaku keberatan dengan dikeluarkan intruksi pembatasan operasional. Instruksi gubernur dinilai merugikan rakyat dan mematikan usahanya.
“Saya buka warung saja jam 07.00 malam, bagaimana bisa buka warung, sementara sudah ada pembatasan operasional harus tutup jam 05.00 sore. Berarti saya tidak boleh buka warung kalau begini intruksinya,” keluh Agustina.
Sementara tempat terpisah Ibu Hasma penjual ayam geprek online mengatakan, adanya intruksi pembatasan operasional bagi pemilik usaha warung makan, minuman, cafe dan usaha lainnya, meski tidak berpengaruh pada jam operasional usahanya, akan tetapi kondisi Kota Palu sebagai zona merah, juga mempengaruhi pemasukannya.
Menurutnya, pembeli sangat sepi, ayam gepreknya jarang diorder. Ibu Hasma berharap semoga kondisi covid bisa cepat berlalu, sehingga perekonomian masyarakat bisa kembali pulih.
Reporter: IRMA/Editor: NANANG

