“Cemburu Tuhan berakhir murka,” begitu Andi Charisma, musisi Palu membahasakan kengerian bencana dahsyat melanda Palu, Donggala, Sigi dan Parigi Moutong, Jumat, 28 September 2018, tiga tahun silam.
Orang punya cara masing-masing mengenang bencana dahsyat itu, dan musisi lebih dikenal dengan nama panggung Aci The Box ini memilih bernyanyi.
Dalam lirik ditulis Andika, seorang seniman lokal di Palu, gambaran kengerian begitu terasa. Andika menulisnya seperti ini;
“Masih jelas, terekam dalam ingatan
Kala senja September, berubah jadi pilu
Cemburu Tuhan berakhir murka
Dalam sekejap ribuan jiwa menghilang”
Dan Aci The Box, dengan suaranya serak-serak basah, mengantarkan kenangan yang memerihkan hati itu untuk kita.
“Saban tahun, di tanggal bencana dahsyat yang melanda Kota Palu, Donggala, Sigi dan Parigi Moutong ini, saya bersama teman-teman meluncurkan single untuk mengenangnya,” kata Aci, sapaan akrabnya.
Soal judulnya yang terasa menggelitik, Aci bilang, “Tuhan itu Maha Segalanya, apapun kita minta akan dikabulkan, sayang ketika Tuhan meminta kita taat, bersyukur, kadang kita lupa, sementara kita menikmati pemberian Tuhan dengan riang gembira. Tuhan pun cemburu, sampai kemudian dia murka.”
Dibantu aransemen apik Wandy Podung dari RNR Studio, sampailah single ‘Cemburu Tuhan’ ini ke telinga khalayak.
Untuk single terbaru ini, Aci The Box didukung penuh oleh Komando Resor Militer 132 Tadulako, bahkan Brigadir Jenderal TNI Farid Makruf langsung menjadi sutradaranya. Tentu saja, Farid tak asing dengan nestapa bencana ini. Saat bencana serupa meluluhlantakan Lombok, Nusa Tenggara Barat, ia menjadi Komandan Satuan Tugas Komando Operasi Gabungan TNI Angkatan darat untuk rehabilitasi dan rekonstruksi Pascagempa.
Dan kini, ia pun masih memimpin Satgas Monitoring Rehabilitasi dan Rekonstruksi pasca Bencana Sulteng.
Maka jadilah single Cemburu Tuhan ini terasa kuat. Tak cuma sekadar lagu, tapi menjadi catatan perenungan untuk semua.
“Kita jangan lagi sampai membuat Tuhan cemburu,” kata Aci yang lahir di Palu, 7 Juli 1983 ini. *