PARIMO – Petani di dua Kecamatan yakni Torue dan Balinggi, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) kesulitan mendapatkan benih padi pascabanjir beberapa waktu lalu.
Tercatat sebanyak kurang lebih 2.786 hektare terdampak banjir, tersebar di Kecamatan Torue 2.200 hektare dan Kecamatan Balinggi 586 hektare.
Anggota DPRD Parimo, I Ketut Mardika, menuturkan, pascabanjir beberapa waktu lalu membuat para petani mengalami kerugian secara materi. Sebab, rata-rata para petani baru 10 hari melakukan penanaman benih padi diarea persawahan.
“Seluruh sawah warga tertutup lumpur dan tidak dapat lagi diolah, sehingga petani mengalami kerugian,” ungkapnya saat ditemui, Senin (08/08).
Ia mengatakan, saat ini petani mulai menggarap kembali sawah yang tertimbun lumpur serta puing-puing kayu, setelah adanya perbaikan jalur irigasi menggunakan eksavator.
Ia mengaku, kebutuhan akan benih padi sangat dibutuhkan para petani. Bahkan, mereka sampai memberanikan diri meminjam benih kepada petani yang memiliki stok lebih, sehingga mereka dapat menanam kembali di areal persawahan.
“Saya sudah menghubungi pihak DTPHP Provinsi terkait benih, mereka mengarah ke dinas Kabupaten soal kesedihan benih,” jelasnya.
Ia menambahkan, pascabanjir sejumlah alat eksavator pemerintah tengah memperbaiki jalur air, yang menuju ke persawahan tengah diperbaiki dan diharapkan beberapa hari kedepan.
“Semoga kedepannya sawah warga tidak lagi tergenang air, dan juga pihak balai terus melakukan perbaikan jalur air di dua Kecamatan,” pungkasnya.
Reporter : Mawan
Editor : Yamin