Lapak-lapak mulai berjejer di tepi jalan. Aneka busana khas islami beserta aksesorisnya pun sudah terpajang rapi.
Suasana ini mengingatkan kembali pada syahdunya Ramadhan tahun kemarin, di sepanjang Jalan SIS Aljufri, Kecamatan Palu Barat, Provinsi Sulawesi Tengah.
Sunyinya Ramadhan kali ini, sedikit terobati melihat pemandangan itu. Nuansa di wisata religi sore tadi, seakan telah menghapus sekeping sedih akibat teror mahluk nano bernama corona itu.
Hampir tak ada yang beda dengan Ramadhan tahun-tahun sebelumnya. Meskipun tak seramai dulu, namun pandemi virus corona kali ini, tak menyiutkan niat para pedagang untuk tetap mengais rejeki. Selalu ada asa yang tersirat, bahwa rejeki itu pasti turun dalam situasi apapun, jika memang Sang Maha Pemberi menghendakinya.
Kini, di saat dunia usaha menjadi lesu akibat pandemi, sepertinya menjadi alasan para pedagang untuk nekad tetap berjualan, kendati pemerintah juga sudah memberlakukan pembatasan sosial, menjaga jarak. Bahkan, masjid-masjid pun diimbau agar tidak diramaikan, demi menjaga agar virus-virus itu tak menular secara liar.
“Kalau dampak yang dirasakan pedagang akibat Covid-19 pasti ada dan memang agak kurang pedagang yang berjualan saat ini,” kata Umar salah satu pedagang baju muslim di Kawasan SIS Aljufri, Kamis (23/04).
Biasanya, kata dia, seminggu menjelang Ramadhan, di sepanjang Jalan SIS Aljufri sudah banyak berjejar lapak-lapak pedagang, malah sebulan sebelum puasa sudah ada kapling-kaplingan dari pedagang.
“Tapi kali ini lapak-lapak jualan baru berdiri dua hari terakhir ini,” kata Umar yang mengaku sudah sekitar lima tahunan berjualan pakaian muslim.
Dia mengaku hanya bisa menyerahkan sepenuhnya kepada Yang Maha Kuasa. Baginya, rejeki seseorang tak akan tertukar.
“Masing-masing orang sudah ada takaran rejekinya dan kita sebagai manusia tentu perlu ikhtiar (usaha),” katanya meyakinkan diri.
Umar sendiri menjual beraneka ragam busana muslim, mulai dari baju gamis, kopiah, tasbih, sajadah dan keperluan muslim lainnya.
Dia sendiri mengambil barang-barang tersebut dari pamannya yang kebetulan sudah lebih lama berdagang busana muslim, dengan sistem bagi hasil.
Harga yang ditawarkan pun bervariasi, mulai dari puluhan hingga ratusan ribu rupiah.
“Tergantung merek dan kualitas barang,” katanya.
Dia berharap, Covid-19 ini cepat berlalu sebelum lebaran, sehingga banyak pembeli yang bisa berbelanja.
“Mari sama-sama berdoa, semoga corona hilang sebelum lebaran, Amin Ya Rabbal Alamin,” harapnya. (IKRAM)