PARIMO- Kementerian Energi dan Sumberdaya Alam (ESDM) melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merilis peta perkiraan per Oktober 2020, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, masuk dalam salah satu wilayah berpotensi mengalami pergeseran tanah atau tanah longsor.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Parimo, H. Ardi Kadir mengaku berdasarkan rilis terbaru peta pergerakan tanah, yang di mana banyak diambil dari analisa terhadap kondisi, sehingga wajar jika Parimo masuk kawasan yang dimaksud.
“Terkait rilis itu, kami akan mensosialisasikan kepada masyarakat,” jelasnya saat ditemui Rabu (30/09).
Ia menjelaskan, Kabupaten Parimo sendiri tidak masuk zona merah seperti di Kota Palu dalam hal pergeseran tanah. Namun, diakuinya ada tiga kecamatan yang dianggap rawan, yakni Torue, Balinggi, dan Sausu.
“Kami akan tetap sosialisasikan hal itu, karena berkaitan dengan peringatan dini terhadap prakiraan suatu bencana, namanya prakiraan, belum tentu terjadi. Tetapi penting untuk waspada,” terangnya.
Ia mengatakan, dalam rilis tersebut Parimo masuk dalam zona rendah prakiraan terjadinya pergerakan tanah/tanah longsor.
Ia meminta, agar para wartawan untuk ikut membantu pemerintah dalam mensosialisasikan peringatan dini tersebut.
“Adanya informasi itu, masyarakat dapat mengetahui, apa saja yang perlu dilakukan ketika benar-benar terjadi. Paling tidak, masyarakat sudah dapat menyiapkan langkah-langkah evakuasi mandiri,” tutupnya.
Reporter: Mawan
Editor: Nanang