Palu – Dinas Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah menggelar pameran khusus Koleksi Etnografika yang berlangsung di Museum Palu. Kegiatan tersebut mendapat apresiasi dari Sekretaris Provinsi Sulteng, Novalina.
Beberapa objek yang dipamerkan antara lain senjata tradisional guma, kain tradisional kulit kayu, alat musik geso-geso, dan perangkat makan sirih. Novalina menyatakan bahwa pameran ini diharapkan mampu mengoptimalkan peran museum sebagai lembaga pendidikan non-formal dalam bidang kebudayaan.
“Semoga upaya untuk mengkomunikasikan warisan etnografi ini memberikan kontribusi dalam membangun ekosistem kebudayaan,” ujar Sekdaprov Sulteng, Novalina, Selasa 6/8.
Dengan dibukanya pameran ini, diharapkan pengunjung dapat menggali nilai-nilai keberagaman budaya lokal dalam menghadapi tantangan pembangunan ke depan.
“Pameran ini menjadi landasan awal menemukan jati diri dan karakter kita sebagai masyarakat Sulawesi Tengah,” ungkapnya.
Lebih jauh, Sekprov Novalina berpesan kepada Dinas Kebudayaan untuk terus meningkatkan program-program kerja yang bersentuhan dengan upaya-upaya pelestarian budaya Sulteng. Di antaranya, mengangkat dan memperjuangkan situs megalitikum di Lembah Bada, Napu, dan Besoa menjadi warisan budaya dunia yang diakui UNESCO.
“Terima kasih dan apresiasi kepada Kadis (Kebudayaan) dan jajaran yang telah menunjukkan kinerja melalui pameran sebagai upaya meningkatkan kesadaran dan kebanggaan masyarakat Sulawesi Tengah terhadap budayanya,” ujar Sekprov memberikan pujian kepada Dinas Kebudayaan selaku inisiator pameran.
Sementara itu, Kadis Kebudayaan Sulteng, Andi Kamal Lembah, mengatakan bahwa museum sangat terbuka menerima sumbang saran konstruktif dari berbagai pihak untuk kemajuan kebudayaan.
“Semoga pameran ini dapat menstimulasi kunjungan masyarakat ke museum,” harapnya. Kegiatan ini juga mengundang para pelajar, mahasiswa, peneliti, dan komunitas seni budaya.