PALU – Pusat Advokasi Kajian Aspirasi Rakyat (PAKAR), Provinsi Sulteng akan menggelar talkshow di Warkop Fekon Unisa, Kamis (11/04) malam. Kegiatan yang disiarkan live melalui Radio Alkhairaat (RAL) itu mengangkat tema “Menjaga Sinergitas dalam Meningkatkan Partisipasi dan Kesadaran Politik serta Membangun Kesadaran Hukum Masyarakat dalam Pileg dan Pilpres 2019 di Sulawesi Tengah”.
Sesuai temanya, kegiatan yang digagas organisasi ini sebagai bentuk partisipasinya membantu penyelenggara Pemilu dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat pada Pemilu tahun ini.
“Kemudian menyosialisasikan pendidikan politik bagi masyarakat Sulteng, menolak golput, politik uang, menyampaikan pesan kepada masyarakat untuk menjaga silaturrahim dan persaudaran dan membangun komitmen bersama antar kelompok politik guna mencegah terjadinya upaya sewenang-wenang oleh kelompok yang cenderung mengajak golput,” demikian kata koordinator pelaksana, Alamsyah, di Palu, Rabu (10/04).
Menurutnya, untuk mencapai tujuan dari pelaksanaan Pemilu, maka sangat dibutuhkan sosialisasi secara menyeluruh untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk bisa berpartisipasi.
“Dalam menyambut pesta demokrasi yang tinggal menghitung hari ini, sudah bisa kita lihat ada banyak alat peraga kampanye yang terpasang di berbagai tempat sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan partisipasi masyarakat,” katanya.
Istilah golput, lanjut dia, tentunya bukan lagi hal yang baru didengar. Istilah ini dipakai oleh orang-orang yang tidak memberikan hak suaranya pada Pemilu.
“Hal ini sangat banyak kita temukan di kalangan masyarakat dengan berbagai macam alas an, tanpa terkecuali masyarakat kita di Sulteng. Gerakan ini harus dilawan secara bersama-sama. Untuk itulah, maka melalui kegiatan talkshow ini kami akan memberikan pemahaman kepada masyarakat agar menggunakan hak pilihnya pada Pemilu nanti,” ujarnya.
Selain golput, kata dia, yang menjadi musuh bersama masyarakat ialah politik uang yang juga dengan tegas harus ditolak.
“Karena masyarakat diajarkan melakukan politik transaksional yang bisa merusak moral berpolitik,” tambahnya.
Tak sampai di situ, talkshow juga dimaksudkan untuk mengajak masyarakat untuk bijak menggunakan media sosial dalam mengampanyekan kandidatnya masing-masing.
“Jangan sampai menggunakan bahasa yang bisa menyinggung perasaan orang lain. Selain itu masyarakat juga harus bisa menyaring setiap berita sebelum dishare kembali,” imbuhnya.
Talkshow ini sendiri akan menghadirkan ratusan peserta dari sejumlah elemen dengan narasumber Kapolda Sulteng, Ketua KPU dan Bawaslu Sulteng. (RIFAY)