PALU – Paguyuban Kesenian Jawa, Eko Wandowo menyatakan netral pada pemilihan presiden (pilpres) 17 April 2019 ini. Anggota Paguyuban diserukan untuk bebas memilih satu di antara dua pasangan calon presiden/wakil presiden, berdasarkan hati nuraninya masing-masing.
“Kami paguyuban menyatakan prinsip bahwa kami netral, siapapun yang jadi maka itulah presiden kami. Tentang siapa yang dicoblos, itu ada di hati masing-masing karena kami menghendaki kerukunan antar anggota paguyuban, sekaligus guyub antar warga Sulteng pada umumnya. Kami tidak menginginkan hal-hal yang negatif tentang pilpres. Kami netral 100 persen,” tegas Ketua Paguyuban Eko Wandowo, Hartono, baru-baru ini.
Terkait pemilihan legislatif (pileg), lanjut dia, pihaknya menyarankan, sekaligus menganjurkan untuk mendukung calon dari warga Jawa yang akan maju.
“Karena beberapa putra putri warga Sulteng yang berasal dari Jawa yang mencalonkan, maka tentunya tidak elok jika kami tidak mendukung,” katanya.
Namun, kata dia, siapapun yang dipilih, tentunya bebas di masing-masing anggota paguyuban, tidak ada instruksi khusus untuk memilih calon tertentu.
“Tidak ada arahan khusus. Cuma catatannya tidak elok kalau kita tidak mendukung, terutama untuk bisa mendukung budaya yang ada di Sulteng, itu tujuannya. Sayang kalau budaya Jawa hilang di Sulteng,” tekannya.
Kata dia, di lingkup paguyuban sendiri ada beberapa anggota yang masuk sebagai calon legislatif, mulai dari DPD, DPR RI, DPRD Provinsi Sulteng, dan DPRD kabupaten/kota.
Dia pun mengimbau kepada anggota paguyuban untuk saling menjaga diri dalam rangka menangkal isu-isu yang dapat memecah belah atau berita hoax, apalagi yang mengatasnamakan Suku Agama dan Ras (SARA).
“Jangan sampai gara-gara beda pilihan terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. Kita orang-orang Jawa yang ada di Sulteng hanya mencari hidup, tidak mencari musuh, jangan sampai terhasut apalagi termakan isu hoax yang sampai membawa-bawa nama suku atau agama,” tutupnya. (RIFAY)