POSO – Sejumlah tokoh muslim gabungan dari Pemuda Islam Poso, Ormas Islam, Majelis Ulama Indonesia dan perwakilan masyarakat Kabupaten Poso, menggelar aksi damai di gedung DPRD Poso, Senin (27/04).
Belasan muslim yang dipimpin Ketua MUI Poso, KH. Arifin Tuamaka dan KH. Muh Adnan Arsal itu diterima oleh Ketua DPRD Poso, Sesi KD Mapeda dan sejumlah anggota DPRD dari berbagai fraksi.
Aksi tersebut merupakan tindak lanjut atas rangkaian teror yang mengakibatkan terbunuhnya dua warga Kecamatan Poso Pesisir, beberapa waktu lalu.
Terdapat lima poin pernyataan sikap yang disampaikan ke hadapan para legislator Poso tersebut, yakni meminta transparansi hasil evaluasi Operasi Maleo dan Tinombala selama ini, meminta adanya sinergitas semua pihak, baik TNI, Polri dan pemerintah setempat serta semua unsur terkait untuk melakukan operasi skala besar, baik soft approuach maupun hard approuach dalam menyelesaiakan permasalahan di Poso, khususnya kelompok yang melakukan pembunuhan terhadap petani muslim yang ada di wilayah Poso Pesisir.
Selanjutnya, meminta kepada aparat keamanan untuk dapat memberikan jaminan keamanan bagi masyarakat di sekitar wilayah keberadaan kelompok bersenjata.
Selain soal evaluasi pelaksanaan Operasi Tinombala, para tokoh juga mendorong kepada Kemenag dan Dinas Pendidikan serta Kesbangpol Poso untuk memutus mata rantai kaderisasi dan regenerasi kelompok yang melakukan pembunuhan terhadap petani muslim di wilayah Poso Pesisir, melalui monitoring dan evaluasi keberlangsungan lembaga pendidikan yang beridiologi lain di luar Pancasila.
Terakhir, memohon kepada MUI Provinsi Sulteng dan MUI Pusat untuk mengeluarkan fatwa terkait kelompok yang melakukan pembunuhan terhadap petani muslim yang ada di wilayah Kecamatan Poso Peisisir.
Menyikapi pernyataan sikap tersebut, Ketua DPRD Poso, Sesi KD Mappeda, berjanji akan menindaklanjutinya dengan memanggil pihak terkait, seperti TNI-Polri.
Menurutnya, apa yang disuarakan para tokoh tersebut merupakan perwakilan dari masyarakat Poso, sehingga harus disikapi agar apa yang menjadi kekhawatiran selama ini terkait aksi teror terhadap petani oleh kelompok bersenjata, tidak terjadi lagi.
“Saya bersama seluruh anggota DPRD yang hadir menyatakan sikap menerima aspirasi para tokoh. Kalau tidak ada halangan, dalam waktu dekat kami akan memanggil dan melakukan komunikasi dengan pihak terkait dari unsur TN-Polri,” ujar Sesi.
Selesai menyampaikan aspirasi, para tokoh lalu menyerahkan draft pernyataan sikap tersebut kepada para anggota DPRD, kemudian membubarkan diri dengan tertib.
Selain Arifin Tuamaka dan Muh Adnan Arsal, turut serta hadir dalam kegiatan tersebut Ketua DPD FPI Sulteng, Sugianto Kaimudin serta beberapa orang perwakilan ormas Islam lainnya.
Dalam sebulan terakhir ini, telah terjadi aksi teror yang berujung terbunuhnya dua petani warga Poso Pesisir yang diduga dilakukan oleh kelompok sipil bersenjata di Poso. Dua petani ditemukan tewas dalam kondisi memperihatinkan, masing-masing Ratopo atau Daeng Topo warga Dusun Sipatuo, Desa Kilo dan Ajeng alias Papa Angga warga Desa Kilo Kecamatan Poso Pesisir Utara. (MANSUR)