Operasi Madago Raya Tahap II Upaya Cegah Paham Radikal

oleh -
Suasana Satgas Madago Raya Bantu Warga Perbaiki Tanggul Jebol di Sungai Desa Padalembara Poso Pesisir Selatan, Jumat (12/11). (FOTO : IST)

PALU- Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah (Polda Sulteng) kembali melanjutkan Operasi Madago Raya Tahap II Tahun 2024.

Operasi tersebut bertujuan untuk menciptakan situasi aman dan kondusif serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan paham radikal dan penanggulangan di wilayah operasi.

Kabidhumas Polda Sulteng Kombes Pol Djoko Wienartono mengatakan, operasi tahap II berlangsung selama tiga bulan, mulai dari 1 April hingga 30 Juni 2024.

“Operasi tersebut merupakan kelanjutan dari operasi Madago Raya Tahap I berhasil memelihara situasi kamtibmas aman dan kondusif di Sulawesi Tengah,” kata Djoko di Palu, Senin (1/4).

Djoko menjelaskan, dalam Operasi Madago Raya Tahap II tersebut, Polda Sulteng melibatkan 250 personel terdiri dari satgas intelejen, preemtif, preventif dan satgas bantuan.

BACA JUGA :  Dirjen Bina Pemdes Tekankan Peningkatan Kapasitas Perangkat Desa dan Kualitas Belanja Desa

“Personel tersebut dibagi menjadi beberapa tim dan disebar di beberapa titik di wilayah Poso, Parigi Moutong, Sigi, dan Touna,” jelasnya.

Djoko menambahkan, dalam operasi tersebut, Polda Sulteng bekerjasama dengan TNI dan instansi terkait lainnya.

“Kami melakukan pendekatan keamanan melalui kegiatan deradikalisasi dan kontra radikalisasi guna mewujudkan kamtibmas aman dan kondusif di wilayah provinsi Sulawesi Tengah,” tambahnya.

BACA JUGA :  Mantan Pejabat Berinisial IK Ditetapkan sebagai Tersangka Korupsi Dana Penyertaan Modal Perusda Morowali

Kabidhumas berharap, operasi tersebut dapat berjalan dengan aman, lancar dan sukses.

“Kami mohon dukungan dari masyarakat untuk membantu kelancaran operasi tersebut,” harapnya.

Djoko juga mengimbau, kepada masyarakat segera melapor kepada aparat keamanan jika melihat atau mengetahui keberadaan kelompok-kelompok menyimpang.

“Masyarakat juga diharapkan untuk tidak mudah percaya dengan informasi beredar di media sosial belum tentu kebenarannya,” pungkasnya.

Reporter : **/IKRAM