Palu – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tengah, berupaya mendorong perekonomian daerah melalui program-program kemitraan dengan pemerintah daerah, serta edukasi keuangan guna meningkatkan literasi dan inklusi keuangan.
Sejumlah program telah dilaksanakan sepanjang semester I tahun 2023, mencakup 15 kegiatan edukasi dengan lebih dari 1.500 peserta, termasuk pelajar, pelaku UMKM, ibu rumah tangga, dan masyarakat 3T.
Salah satu program unggulan yang digaungkan adalah Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yang melibatkan sektor swasta seperti Bank Mandiri dan Bank Sulteng. Program ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem keuangan inklusif di wilayah Sulawesi Tengah dan memperkenalkan produk tabungan khusus untuk berbagai kelompok, termasuk pelajar.
Kepala Bank Mandiri Cabang Hasanudin, Made Suastika, menyatakan bahwa kerja sama mereka dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu telah berhasil menyelenggarakan program “Satu Rekening Satu Pelajar”. Dalam program ini, mereka menyediakan produk tabungan Simpanan Pelajar (SimPel) dengan tujuan meningkatkan literasi keuangan di kalangan siswa, orang tua, dan komunitas sekolah.
Program itu juga bertujuan untuk menciptakan budaya menabung dan melatih pengelolaan keuangan sejak dini, serta mengajarkan siswa untuk memiliki dan mengembangkan kekayaan mereka sendiri dengan cara menabung.
” Tabungan SimPel sangat terjangkau bagi siswa, dengan setoran awal minimum hanya Rp 5.000 dan setoran selanjutnya sebesar Rp 1.000. Selain itu, tabungan ini menawarkan saldo maksimal hingga Rp 20 juta, memungkinkan penarikan tunai hingga Rp 5 juta per hari, dan transaksi di seluruh kanal mencapai Rp 10 juta,” ujar Hasanudin Made Suastika.
Sementara itu, Bank Sulteng juga berperan aktif dalam program TPAKD dengan menyediakan program “KeJar” (Rekening Pelajar) yang menargetkan siswa sekolah dasar. Perwakilan dari Bank Sulteng, Judy Koagow, menyatakan bahwa program ini telah mencakup 16 sekolah dasar di wilayah Kota Palu, dengan jumlah siswa mencapai sekitar 6.000.
“Tujuan dari program ini adalah memperkenalkan konsep literasi keuangan sejak usia dini dan meningkatkan kesadaran siswa terkait layanan keuangan,” katanya.
Menurutnya, untuk membuka rekening SimPel di Bank Sulteng, siswa dapat menggunakan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara sekolah dan bank atau tanpa PKS. Syaratnya adalah siswa harus warga negara Indonesia dan bersekolah di tingkat PAUD/TK/RA, SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, atau sederajat. Satu siswa hanya diperkenankan memiliki satu rekening SimPel dan tidak diizinkan untuk membuka rekening bersama (joint account). Setoran awal minimal yang harus disiapkan adalah Rp 5.000.
Sementara itu, komitmen OJK Sulawesi Tengah dalam mendukung literasi dan inklusi keuangan melalui berbagai program kemitraan dengan pemerintah daerah dan edukasi keuangan diharapkan akan memberikan dampak positif bagi masyarakat, khususnya pelajar, dalam memahami pentingnya pengelolaan keuangan secara bijak dan bertanggung jawab.
“Dengan adanya kesadaran dan keterampilan finansial yang baik, diharapkan masyarakat Sulawesi Tengah dapat lebih siap menghadapi tantangan perekonomian masa depan,” kata Ketua OJK Sulteng, Triyono Raharjo .
Reporter: IRMA
Editor: NANANG