PALU- Bupati Poso mengajak masyarakat untuk  mengunjungi Poso, di mana ada banyak terdapat  obyek wisata menjadi keunggulan. Poso dijamin merupakan daerah yang aman untuk dikunjungi wisata, baik mancanegara maupun domestik.

“Untuk mempromosikan obyek wisata,  saat ini kita melawan Opini negatif terhadap Poso, dengan cara mengadakan kegiatan skala Nasional atau provinsi maupun kabupaten. Dibuat sedemikian rupa agar menarik, misalnya Festival Danau Poso, dengan menghadirkan artis-artis ibu kota,” kata Bupati Poso, Darmin A Sigilipu di Hotel Santika, Jalan. Moh. Hatta, Kelurahan Lolu Utara, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, Selasa (28/5).

Dia mengatakan, Festival Danau Poso (FDP) ini telah masuk dalam 100 kalendar Kementrian Pariwisata. Danau Poso merupakan obyek wisata sangat potensial. Danau terbesar ketiga di Indonesia dengan hamparan pasir putih dan keemasan, memiliki kedalaman sekitar 1 km. Danau poso merupakan danau purbakala dengan panjang 53 km dan 16 km.

Selain itu, masih ada destinasi wisata menarik lainya, yaitu air terjun Saulopa, terdapat di Tenten.  Wisatawan asing maupun domestik telah banyak mengunjunginya.

Dia mengatakan, untuk masuk menuju tempat wisata ini, infrastrukturnya telah diperbaiki. Dan air terjun ini memiliki tingkatan sebanyak 66 tingkat.

“Potensi obyek wisata inilah coba akan dikembangkan kedepan,” katanya.

Kemudian kata dia, ada Taman Anggrek, yang masuk pada taman konservasi. Pemda akan bekerja sama dengan masyarakat Desa Mancea, untuk pengembangan angrek hitam.

Obyek wisata lainnya kata dia,  patung-patung megalit ada di dataran Tampalore, Napu dan Bada. Patung  megalit ini berusia sekitar 1500 tahun lebih sebelum Masehi. Hasil penelitian Steven Muler berkewarganegaraa Swedia usia patung megalit sekitar 1400 tahun SM.

“Dimana salah satunya terdapat Patung Palindo, tingginya empat meter,  lebar 92 cm pada posisi miring 70 derajat, ” katanya.

Di dataran Tampalaore ada sekitar 1450 jenis patung megalit tertua di dunia, lebih tua dari candi Borobudur  dan Piramid yang ada di Mesir.

“Kesemuannya itu kita coba untuk dikelola Pemda, ” katanya.

Untuk itu meminta dukungan masyarakat dan peran media mempromosikan bahwa obyek wisata di Poso aman untuk dikunjungi. (IKRAM)