PALU – Dari hasil pemantauan harga penjualan komoditas hasil pertanian di tingkat produsen, biaya produksi, dan konsumsi rumahtangga terhadap barang dan jasa di wilayah perdesaan selama Februari 2023 menunjukkan bahwa NTP Provinsi Sulawesi Tengah naik sebesar 0,14 persen, yakni dari 101,22 pada Januari 2023 menjadi 101,37 pada Februari 2023.
Kepala BPS Provinsi Sulteng Simon Sapary menerangkan, kenaikana itu disebabkan kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,23 persen lebih besar dari kenaikan indeks yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,09 persen.
“NTP tertinggi terjadi pada subsektor Horti kultura sebesar 110,72 sedangkan NTP terendah terjadi pada subsektor Tanaman Pangan sebesar 94,67,” ujar Kepala BPS Provinsi Sulteng Simon Sapary kepada media ini, Senin (6/3).
Nilai Tukar Usaha Rumahtangga Pertanian (NTUP) sebesar 100,55 mengalami penurunan sebesar 0,14 persen dibandingkan bulan Januari 2023.
Di tingkat nasional pada bulan Februari 2023, NTP mengalami kenaikan sebesar 0,63 persen bila dibandingkan dengan NTP bulan sebelumnya, sedangkan untuk NTUP mengalami kenaikan sebesar 0,71 persen.
Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Usaha Petani di tingkat nasional pada bulan Februari 2023 masing-masing sebesar 110,53 dan 110,74.
Sebagaimana diketahui NTP berperan sebagai indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan, merupakan persentase yang diperoleh dari perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib).
Simon menjelaskan, NTP menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian terhadap barang dan jasa baik yang dikonsumsi oleh rumahtangga maupun untuk keperluan produksi pertanian. Sehingga, semakin tinggi NTP secara relatif semakin kuat tingkat kemampuan atau daya beli petani.
Reporter: IRMA
Editor: NANANG