Nilai Lokal Harus Mendunia, Bukan Sebaliknya

oleh -
Kegiatan FGD di Gedung Balai Kota, Rabu (12/07). (FOTO: MAL/APRIAWAN)

PALU – Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kota Palu menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) di Gedung Balai Kota, Rabu (12/07).

FGD yang mengangkat tema “Kita Kembangkan Sistem Inovasi Daerah (SIDA) Menuju Kota Palu yang Mandiri dan Inovatif” itu dalam rangka pengembangan beberapa inovasi, diantaranya penyediaan pakan ternak, meningkatkan industri kecil menengah seperti aneka kripik, tenun bomba, industri kecil menegah berupa kerajinan rotan, bambu, batu alam dan lainnya.

Kepala Balitbangda Kota Palu, Syamsul Saifuddin, mengatakan, hal ini merupakan sebagian upaya untuk mewujudkan visi misi Palu sebagai kota wisata. Selain itu juga merupakan pengejawantahan alur pikir dan pola pikir yang sering disampaikan Wali Kota Palu.

BACA JUGA :  YLK dan Disperindag Sulteng Sosialisasikan Undang-Undang Perlindungan Konsumen

“Hasil kgiatan ini akan kami masukkan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palu,” sambungnya.

Ia juga menjelaskan, FGD yang dilaksanakan masih pada misi wali kota yang ketiga, yaitu kelurahan inovasi unggul dan mandiri berbasis iptek bagi kemandirian ekonomi kerakyatan.

“Kegiatan FGD dilaksnakan untuk seluruh stakeholder yang ada di Palu. Kalau saya menyebutnya ada tiga pilar, yaitu akademisi sebagai pemilik inovasi, masyarakat atau pelaku usaha sebagai pengguna inovasi, dan pemerintah yang memberikan regulasi,” katanya.

BACA JUGA :  JATAM Ajak Komnas-HAM Ikut Mendesak Polda Sulteng Tertibkan PETI Poboya

Saat ini, kata dia, yang terjadi kesenjangan adalah pemilik inovasi dan pelaku inovasi. Inovasi sudah berkembang jauh, namun pelaku usaha masih menggunakan inovasi yang tidak berbanding lurus dengan perkembangan, sehingga pemerintah hadir untuk membentuk regulasi agar bersinergi.

Ia menjelaskan, visi dan misi wali kota harus didukung mulai dari budaya, pendidikan, kesehatan dan transportasi.

“Kita ingin kebudayaan kita bisa berkembang dengan merevitalisasi nilai-nilai yang ada di Palu agar berkembang sesuai jamannya. Harapannya adalah nilai lokal dapat mendunia, bukan nilai dunia yang melokal,” sambungnya. (APRIAWAN)