Ngata Topodoka Fest, Momentum Memperkuat Identitas Kearifan Lokal

oleh -
FOTO: HUMAS PEMKOT PALU

PALU – Kepala Dinas Pariwisata Kota Palu, Ridwan Mustapa resmi menutup event Ngata Topodoka Fest Jilid II Tahun 2024, di Lapangan Ngata Topodoka, Kelurahan Palupi, Kota Palu, Ahad (10/11) malam.

Ridwan Mustapa mengatakan, kegiatan yang telah berlangsung sejak tanggal 8 hingga 10 November ini tidak hanya menjadi ajang berkumpul dan bersilaturahmi, tetapi juga menjadi wadah bagi semua untuk merayakan, menghargai, dan mempertahankan kearifan lokal di tengah pengaruh globalisasi yang begitu pesat.

Menurutnya, tema yang diangkat pada tahun ini, “Eksistensi Kearifan Lokal Terhadap Pengaruh Globalisasi,” sangatlah relevan.

Di satu sisi, jelas dia, globalisasi membuka banyak peluang bagi perkembangan kota. Namun di sisi lain, globalisasi juga menghadirkan tantangan besar bagi eksistensi budaya dan nilai-nilai lokal yang telah diwariskan oleh leluhur.

BACA JUGA :  YRII bersama Pemkot Palu Bangun 40 Unit Rumah Tahan Gempa

Oleh karena itu, lanjut Ridwan, kegiatan seperti Ngata Topodoka Fest ini sangat penting sebagai upaya mempertahankan dan memperkuat identitas kita agar tidak terkikis oleh arus globalisasi.

“Saya melihat bahwa selama tiga hari pelaksanaan festival ini, begitu banyak kegiatan yang melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat, baik dari generasi muda hingga para tokoh adat,” ucapnya.

Beragam pertunjukan seni, pameran kerajinan, dan diskusi mengenai nilai-nilai kearifan lokal telah dihadirkan, membuktikan bahwa masyarakat Palu tetap berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya yang kita miliki.

Pihaknya sangat mengapresiasi semangat guna mempertahankan budaya adalah salah satu bentuk cinta kepada tanah air.

BACA JUGA :  Kota Palu Masuk Verifikasi dan Validasi Data SDG's

Ia berharap, melalui kegiatan itu dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda kita agar semakin memahami dan menghargai kearifan lokal.

“Anak-anak muda yang turut berpartisipasi di festival ini menunjukkan bahwa meskipun mereka hidup di era digital dan teknologi, mereka tetap memiliki kebanggaan dan tanggung jawab untuk menjaga nilai-nilai budaya lokal,” ujarnya.

Ia meminta agar festival itu diupayakan menjadi agenda tahunan yang tidak hanya menyatukan masyarakat Palu, tetapi juga meneguhkan identitas di tengah dunia yang semakin mengglobal.

Reporter : */Hamid
Editor : Rifay