Palu – Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Pembangunan (STIAP) Palu, Nasir Mangngasing mengatakan, kurang lebih 10 tahun pasca konflik STIAP Palu, namun baru melahirkan Ikatan Alumni (IKA).
“Saya tidak tahu para alumni lainnya kemana mereka? Saya tidak tahu kemana arahnya mereka? Apakah merantau, karena pergi setelah berhasil tapi bersembunyi ataukah sudah meninggal? Saya itu bagaikan mimpi, IKA hadir kembali di tengah-tengah kita. karena kehadiran IKA merupakan batu pondasi atau kekuatan bagi perguruan tinggi, kekuatan akademik diluar kampus,” ujar Nasir Mangngasing saat Pelantikan Pengurus IKA STIAP Palu periode 2022-2026, Senin (12/12) di Aula kampus STIAP, Jalan Nuri.
Menurut Nasir, keberadaan IKA STIAP Palu jangan jadi organisasi seremonial, IKA berjalan harus memasang telinga, mata dan perasaan untuk mengetahui apa yang terjadi diluar tentang STIA Pembangunan Palu.
IKA Jangan dijadikan sebagai organisasi seremonial, terlena sebagai anggota baru di IKA harus menjadi penggagas, karena IKA suatu kekuatan dahsyat, IKA harus mengambil peran dalam setiap pembangunan ini.
Konflik yang terjadi lalu itu penyelamat adalah para alumni.
“Sebenarnya ini kampus ini bukan milik kita, ketika saya dipanggil oleh ketua yayasan dia bertanya kepada saya apakah dipertahankan atau dilepas saja. Saya katakan jangan, kasih kesempatan untuk berpikir tiga detik. Jangan mengundurkan diri. Konflik akan ditangani IKA. Untuk itu anggota yang memimpin kala itu pak Hamid (perwakilan yayasan), Zainudin (perwakilan IKA) dan Abdul Kadir Musa ketua IKA, berangkat ke Jakarta.
Keyakinan saya jangan lepas STIAP Palu. Karena saya rasakan akan terjadi konflik. Karena kalau saya tinggalkan kampus ini pasti ada polemik, akan terjadi tsunami besar, dalangnya dan organisasinya saya ketahui. IKA kedepannya harus berani, jangan jadi orang penakut. Majunya satu kampus tergantung peran alumni yang memberikan penguatan,” ujar Nasir .
Reporter Irma