H.S. Idrus Bin Ali Husen Alhabsyi
Palu, 13 Juli 2022 / 13 Zulhijjah 1443
Nabi SAW bersabda dalam hadist panjangnya tentang akhir zaman akan bermunculan ulama-ulama suu’ yaitu ulama-ulama yang jahat, yang mereka berpakaian ulama dan berpenampilan ulama tapi merekalah orang-orang yang sebenarnya yang merusak agama ini. Nabi SAW di sini memakai lambang atau simbol yang paling mulia di dalam agama setelah nabi yaitu ulama.
Mereka ini merasa orang-orang yang dekat dengan Allah dan Rasul-Nya, padahal mereka orang-orang yang sangat jauh dari Allah SWT dan Rasul-Nya, disebabkan mereka berjuang dengan nafsu dan keinginan serta kepentingan, bukan karena kebaikan dan mencari ridha Allah SWT. Sehingga melakukan hal-hal yang keluar dari ajaran agama, tidak lagi bermoral dan berahklak dalam mencari kebaikan.
Ini semua tidak pernah diajarkan kepada kita oleh pendiri Alkhairaat, yang beliau ajarkan adalah:
بالعلم والأخلاق إدراك المني ۞
Dengan ilmu dan akhlak engekau mendapatkan kemuliaan.
Apalagi yang Habib Idrus sampaikan kepada kita khususnya anak keturunannya yang diperoleh dari Aba dan Kakeknya, beliau katakan:
وليس لقصد المال والجاه انما۞ لقصد حلول في جنان التنعم
Bukan di dalam mendirikan Alkhairaat ini saya menginginkan harta dan jabatan tetapi untuk mendapatkan surga dan kenikmatan akhirat.
Sudahkah kita memiliki dalam hati kita, apa yang disampaikan oleh Habib Idrus? Kalau belum, berarti bukan di manhaj Habib Idrus. Kita keluar dari manhaj Habib Idrus sampai kepada Kakek mereka Manhaj Alfaqihil Muqqadam, yang sanad ilmunya bersambung kepada Rasulallah SAW sebagai kakek agung mereka.
Di sinilah Habib Idrus menggubah syairnya tentang prihal tersebut
لنا أسوة معلومة بأصولنا ۞ بها فاهتدي ان رمت تلك المراقيا
Kami punya Tauladan dari kakek-kakek kami, dengannya kami mengambil petunjuk apabila engkau menginginkan kemuliaan.
فبخ لفرع سار في نهج أصله ۞ على قدم الإخلاص لله ناويا
Maka beruntunglah anak cucu yang berjalan di manhaj kakek2nya yang berada dilangkah2 ikhlas mereka berniat karena Allah SWT.
ويحا لهم بدلوا في السير خطتهم ۞ واستبدلوا الدين بالدنيا وقد غالو
Celakalah mereka yang mengganti langkah kakek mereka dan mereka menggantikan agama yang mahal dengan dunia yang murah itu merupakan suatu kelampauan batas.
Dengan ahklak inilah tersebar Islam diseluruh penjuru dunia termasuk indonesia timur.
Satu yang diberikan Allah SWT kepada kita yaitu Habib Idrus bin Salim Aldjufri, dengan merekalah pertolongan Allah SWT dan Rahmat, Allah Turunkan, Keberkahan Allah SWT berikan, Perjuangan Allah SWT mudahkan.
Agama Islam ini tidak berkembang dengan gelar, tidak berkembang dengan jabatan, tidak berkembang pangkat, dan tidak berkembang dengan harta, tetapi agama ini tersebar dan berkembang dengan orang2 yang punya hubungan kuat dengan Allah SWT.
Habib Idrus datang ke indonesia dengan siwak dan tongkatnya tidak membawa harta, tidak membawa jabatan, tidak membawa pangkat, tapi mampu merubah indonesia timur menjadi negeri yang berwawasan islam dan berakhlakul karimah.
Di atas tadi Nabi SAW sebutkan rusaknya agama ini dengan ulama suu (ulama yang jahat) yang Nabi SAW lebih takut kepada mereka dari pada Dajjal.
Hal ini begitu juga bisa terjadi di satu perkumpulan baik itu organisasi, himpunan, atau lembaga yang membawa satu kemuliaan yang tali rantainya sangat kuat menuju kepada Allah SWT dan Rasul-Nya melalui orang-orang yang mempunyai Ruh Islami yang tinggi, yang dikatakan Nabi SAW pewaris yaitu ulama yang mempunyai rasa takut dan tanggung jawab di hadapan Allah SWT.
Ini pun bisa dirusak oleh mereka yang memakai atribut dari lembaga tersebut, atau organisasi tersebut, atau himpunan tersebut, yang tujuannya bukan kebaikan tetapi merusak, memecah belah, dan juga kepentingan-kepentingan semata dan mereka menganggap mereka dekat dan mulia di mata pendiri lembaga tersebut, padahal mereka orang yang terjauh di mata pendiri lembaga tersebut.
Saya beri contoh, seperti Alkhairaat yang dibangun oleh Allamah Alhabib Idrus Bin Salim Aldjufri. Beliau membangun bukan bangunan apa yang kita lihat yang terbuat dari papan, atau batu bata. Itu cuma sarana yang bukan tujuan Beliau, tetapi Beliau membangun ruh Alkhairaat (ruh kebaikan) yang beliau memahami agama ini dengan baik sesuai apa yang di ajarkan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW.
إن الله لا ينظر الى صوركم ولا الى أجسامكم ولكن ينظر الى قلوبكم
Sesungguhnya Allah SWT tidak melihat kepada model kalian dan jasmani kalian tetapi Alllah SWT melihat Hati Kalian dan amal Ikhlas kalian.
Dengan ilmu dan akhlak anda akan mendapatkan cita-cita dan kemuliaan. Bukan dengan nafsu dan keinginan, ilmu tanpa akhlak bisa menyeret seseorang ke dalam neraka, bisa menjauhkan seorang hamba dari Allah SWT, sesusai dengan yang apa Nabi SAW sampaikan.
Dalam hadist-Nya :
من إزداد علما لم يزدد هدى لم يزدد من الله الا بعد
barang siapa yang bertambah ilmunya dan tidak bertambah petunjuk kepadanya, maka tidak bertambah kecuali dia makin jauh dari Allah SWT),
Assayid Alhabib Umar Bin Muhammad Bin Salim Bin Hafidz pernah berkata : barang siapa yang mempunyai ilmu tapi tidak dekat dan takut kepada Allah SWT itu adalah kebodohan (AL-Jahhal)
Dalam Hadis lain Nabi SAW bersabda
ليس منا من لم يوقر كبيرنا ولم يرحم صغيرنا
Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang lebih Tua dan tidak menyayangi yang lebih muda)
Ini semua pendidikan dari Rasulallah SAW yang dibangun oleh Alhabib Idrus Bin salim kepada Abnaul Khairaat sehingga jiwa dan ruh Abnaul Khairaat mengenal Tuhannya dengan baik dan penuh kerendahan serta keikhlasan di dalam menyembah dan membangun kehidupan dengan moral dan akhlak Karimah tanpa menyisipkan sedikitpun nafsu dan keinginan duniawi dan ini semua sudah dipraktekkan didalam kehidupan Rasulallah SAW dan para sahabatnya serat Ahlulbaitnya.
Nabi SAW bersabda :
حب الدنيا رأس كل خطيئة
Cinta dunia pangkal dari semua kesalahan)
آخر ما يخرج من الصديقين حب الرياسة
akhir yang keluar dari sifat yang tidak baik dari diri seseorang yang jujur kepada Allah SWT adalah senang kepada kepemimpinan)
Ahlubaitun Nabi SAW khususnya, tidak ada di dalam diri mereka ambisi atau keinginan terhadap pangkat dan jabatan, kalau seandainya ada berarti mereka tidak terdidik dari para salaf mereka atau mereka terdidik dari lingkungan yang jauh dari salaf mereka atau mereka terdidik dari syaitan yang ada di sekeliling mereka.
Yang Allah SWT berfirman di dalam Al-Qu’an
من الجنة والناس
Termasuk dari perkataan salaf kita, kalau seandainya jabatan itu boleh diemban oleh binatang ternak. kami tidak rela binatang ternak kami mengembannya, inilah sikap para salaf kami di dalam pandangan amabisi terhadap jabatan.
Inilah jalan para salaf kita dan apa yang Habib idrus bawa kepada kita untuk mendapatkan kemuliaan di dalam kehidupan ini di Mata Allah SWT dan Rasul-Nya serta di mata Auliya-Nya. Mereka tidak pernah menginginkan kemuliaan di mata manusia, barang siapa yang keluar dari jalan mereka tidak membawa misi mereka, tidak mencari ridho mereka maka kita akan keluar dari kelompok mereka yang kita sudah pastikan mereka telah mendapatkan ridho dari Allah SWT dan Rasul-Nya.
Sebagaimana yang dikatakan shohibul maulid Alhabib Ali Alhabsyi :
من لا سلك طريق اهله تهيم وضاع ۞ يافروع النبي سيروا على اتباع ۞ وحلوا القدم بالقدم واحذرو الإبتداع ۞
barang siapa yang tidak berjalan di jalan kakeknya dia akan sesat, wahai keturunan Rasulallah SAW berjalanlah kalian dengan jalan Nya kakek-kakek kalian, setapak demi setapak, dan jauhilah sesuatu yang bid’ah, karena keluarga Nabi SAW sudah mendapatkan jaminan dari Nabi Muhammad SAW bahwa mereka tidak akan berpisah dari Al-Qur’an sampai bertemu di telaga Nabi Muhammad SAW.
Inilah nasehat dari kami yang kami minum dari sumber yang di minum oleh Habib Idrus Bin Salim Aldjufri yang kami tidak mempunyai kepentingan sedikitpun kecuali menginginkan kebaikan untuk kita semua, sesuai yang diinginkan oleh Alhabib Idrus Bin Salim Aldjufri yaitu mendapatkan Ridho dan pandangan dari Allah SWT semata.
Mohon maaf atas segala kekurangan atau kesalahan dengan tulisan yang tidak sempurna ini.
وفقنا الله واياكم على مسلك هؤلاء فحول هذا الدين على طريق المستقيم وثبتنا على قدم الصدق والإخلاص لنيل رضى رب العالمين
Wabillahi taufik walhidayah wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.