PALU – Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia, Wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng) menggelar Musyawarah Wilayah (Muswil) ke-3 di aula serba guna, Bandara Mutiara SIS Aljufri Palu, selama dua hari, Sabtu (26/02) hingga Ahad (27/02) besok.

Muswil yang mengangkat tema “Bersinergi dalam Membangun Pendidikan yang Kokoh, Bermutu dan Berdaya Saing Global untuk Indonesia Maju” tersebut dibuka Ketua Umum (Ketum) JSIT Indonesia, Fahmi Zulkarnain.

Kegiatan pembukaan dihadiri Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum (Ketum) JSIT Indonesia Wilayah Sulteng, Mahmud Yunus Rahman, Wakil Ketua Komisi I DPRD Sulteng Wiwik Jumatul Rofi’ah, Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemkot Palu, dr Husaema dan Ketua PGRI Sulteng, Syam Zaini, ketua-ketua yayasan sekolah islam terpadu di Sulteng serta pihak terkait lainnya.

Plt Ketum JSIT Indonesia Wilayah Sulteng, Mahmud Yunus Rahman, mengatakan, ada tiga hal penting yang tertuang pada tema Muswil kali ini, yaitu bagaimana mewujudkan pendidikan yang kokoh, bermutu dan berdaya saing global, tentunya untuk Indonesia maju, khususnya di Sulawesi Tengah.

Untuk mewujudkan itu, kata dia, maka hal penting yang diutamakan adalah arah kebijakan pendidikan, yaitu masalah karakter siswa.

“Para siswa adalah anak-anak bangsa. Anak-anak yang dititipkan kepada kita sebagai amanah yang harus kita bentuk karakternya,” ujarnya.

Tentunya, kata dia, para guru juga harus mempunyai komitmen ketaqwaan agar mudah mentransformasikan karakter yang baik kepada anak-anak didik. Selain itu, kata kunci lainnya adalah bekerja ikhlas dan berprasangka baik kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

“Sekaligus bagaimana kita menjaga sikap hidup, sehingga bisa teruji dalam setiap cobaan, kemudian menyiapkan situasi yang baik dalam menghadapi peluang maupun tantangan. Adapun tuduhan yang negatif, harus dijawab dengan karya nyata,” tekannya.

Ia juga menekankan pentingnya menjaga prinsip lembaga pendidikan yang berbasis dakwah. Dengan berbasis dakwah, kata dia, maka akan menumbuhkan semangat keikhlasan dan menemukan pendidikan yang lebih inklusif terhadap semua objek pendidikan yang dijalani.

Ia berpesan kepada pengurus maupun guru-guru di jajaran JSIT agar tetap lupa semangat membaca Al-Qur’an.

Lebih lanjut ia mengatakan, hal lain yang bisa menjadi kontribusi besar dari JSIT adalah menciptakan pembelajaran yang berkualitas pada saat pandemi, walaupun harus dilakukan dengan sistem jarak jauh atau daring. Sebab, lanjut dia, para tenaga pendidik di JSIT juga sudah mempunyai pengalaman melaksanakan pendidikan, baik jarak jauh maupun tatap muka.

Ia berharap, musyawarah kali ini menghasilkan kepemimpinan dan pengurus-pengurus yang amanah dalam rangka mewujudkan pendidikan di Sulawesi Tengah yang kokoh, bermutu dan berdaya saing global.

“Selain itu bisa menghasilkan arah kebijakan ke depan untuk pendidikan di Sulawesi Tengah yang lebih maju,” tutup Pimpinan Yayasan Pendidikan Al Fahmi Palu itu.

Sementara itu, Asisten II Pemkot Palu, dr Husaema yang hadir mewakili Wali Kota Palu, berharap, Muswil ke-3 JSIT Indonesia Wilayah Sulteng dapat melahirkan gagasan untuk peningkatan mutu dunia pendidikan, khususnya di Kota Palu. Ia mengingatkan agar ajang muswil juga tidak menimbulkan perpecahan.

Kata dia, Pemkot Palu membutuhkan kontribusi dan partisipasi berbagai pihak dalam meningkatkan mutu pendidikan, termasuk JSIT Indonesia Sulteng.

“Pemkot membuka diri kepada JSIT untuk berkontribusi dalam pencapaian visi dan misi wali kota dan wakil wali kota. Olehnya, pengurus harus membangun komunikasi yang bersifat konstruktif,” tandasnya. (RIFAY)