PALU – Forum Lingkar Pena Wilayah Sulawesi Tengah menggelar Musyawarah Wilayah (Muswil) ke III. Muswil ini digelar di Gedung DPRD Sulawesi Tengah, Ahad (27/8).
Dalam Muswil yang mengangkat tema “Romantisme Mata Pena” Dewan Penasehat FLP Sulteng, Ave Ramlee, menyampaikan tema ini hampir sejalan dengan pernyataan Ketua FLP terpilih pada Muswil tahun 2015 lalu, Ari Fahry.
“Saat itu Ari mengatakan, ‘Kita harus kembali ke rumah FLP’. Berbicara tentang rumah maka kita bisa mengilustrasikannya dengan rumah tangga,” kata dia.
Ave menyampaikan, sebagaimana sebuah rumah tangga yang baru terbentuk, atau pasangan yang baru menikah, pasti romantis. Gejolak mencintai pasangannya sangat besar.
Maka begitulah, kata dia, semestinya para pengurus baru nantinya. Dia harus mencintai organisasi ini dengan gejolak yang besar.
Ave Ramlee juga menyampaikan bahwa para alumni selalu memiliki rasa cinta terhadap FLP. Hal itu dibuktikan dengan Muswil ini masih disambangi oleh banyaknya FLP angkatan awal.
“Syair Arab mengatakan, ‘Idza lam yazidkal bu’du habban. Fa anta lam tuhib haqqan’. Jika jarak tidak menumbuhkan cinta, maka kamu belum mencintai sesungguhnya,” kata dia.
Olehnya kedatangan para alumni ini adalah bukti cinta anggota FLP lama terhadap para pengurus. Ini adalah sebuah romantisme.
Sementara itu, sebagaimana tema Muswil, acara ini berjalan penuh dengan romantisme. Perdebatan selalu di selingi dengan candaan, dan rasa kekeluargaan.
Akhir Muswil ini menyepakati, dengan sistem Musyawarah, Mohammad Yusuf sebagai Ketua FLP Sulteng, menggantikan Wardatul Jannah ketua FLP yang sebelumnya menggantikan Ari Fahry dalam Musyawarah Luar Biasa 2016 lalu.
Yusuf sebelumnya adalah Ketua Rumah Baca dan Menghasilkan Karya (Rumah Cahaya), badan otonom dari FLP. Dia dianggap sukses memimpin Rumah Baca tersebut, sehingga menjadi alasan kebanyakan peserta untuk memilihnya sebagi nahkoda FLP Sulteng.
FLP adalah organisasi dakwah kepenulisan Nasional. Saat ini kadernya untuk di Kota Palu, lebih dari 100 orang. (NANANG)