Muscab PPP Tolitoli Ricuh, DPC Nilai Settingan

oleh -
Kericuhan yang terjadi di Musyawarah Cabang (Muscab) PPP Tolitoli, Jumat malam tadi. Foto: Ist

PALU – Pelaksanaan Musyawarah Cabang (Muscab) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Tolitoli yang di gelar di Aula hotel Mitra, Jumat (19/11) sempat ricuh. Akibat kericuhan itu sehingga Muscab tidak menghasilkan keputusan apapun alias deadlock.

Pengurus DPC PPP Demisioner Edy Suhasmoro menilai pelaksanaan Muscab PPP Kabupaten Tolitoli sepertinya ada unsur kesengajaan “setting” deadlock. Sebab ada beberapa kejanggalan yang seharusnya pelaksanaan Muscab PPP tidak berujung deadlock, pertama ada keributan di dalam ruang sidang untuk meminta kepada pimpinan sidang mengeluarkan salah satu peserta. Setelah salah satu peserta yang sudah dikeluarkan, pimpinan sidang dari DPW PPP Sulteng seharusnya dapat kembali melanjutkan pelaksanaan Muscab, tetapi kenyataannya setelah terjadi keributan di ruang sidang pimpinan sidang langsung keluar dan meninggalkan lokasi Muscab.

“Ini sengaja disetting sehingga terjadi deadlock Muscab PPP. Memang ada keributan tetapi salahsatu peserta sudah di keluarkan. Seharusnya pimpinan sidang melanjutkan kembali rapatnya, namun faktanya mereka langsung keluar dan meninggalkan lokasi Muscab,” ujar Anggota DPRD Tolitoli Edy Suhasmoro, Jumat malam (19/11).

BACA JUGA :  Anwar Hafid Janjikan Bantuan Kapal Besar kepada Nelayan

Alasan kedua kata Edy Suhasmoro, sebelum terjadi keributan semua perlengkapan barang-barang yang ada di dalam kamar hotel milik Ketua DPW PPP Sulteng, bersama rombongan sudah disimpan di dalam mobil yang stand by di depan hotel Mitra tempat pelaksanaan Muscab.

“Begitu terjadi keributan semua barang barang yang ada dalam kamar hotel tempat mereka menginap langsung bersih, karena sudah di simpan dalam tiga mobil yang stand by di depan hotel, buktinya begitu ribut mereka langsung pergi dan tidak melanjutkan lagi pelaksanaan Muscab,” jelas Edy Suhasmoro.

Sementara Ketua DPW PPP Sutleng Fairus Husen Maskati menjeskan kronologi pelaksanaan Muscab PPP Tolitoli dinyatakan deadlock. Menurut laporan pimpinan sidang bahwa terjadi kericuhan saat Asmaul Haji Tawil berada di Arena Muscab, yang memicu protes dari peserta Muscab atas keabsahan kehadirannya yang dianggap telah dinonaktifkan Oleh DPP.

“Jadi PAC menganggap yang bersangkutan tidak punya Hak untuk berada dalam ruangan Muscab,” ujar Ketua DPW PPP Sutleng Fairus Husen Maskati.

Sementara lanjut Fairus, Asmaul Tawil melakukan protes, karena yang bersangkutan menganggap kehadirannya adalah sah, karena membawa bukti-bukti lengkap terkait dikembalikan/dipulihkannya haknya sebagai kader atau anggota partai PPP.

BACA JUGA :  Tim BERAMAL Bantah Libatkan Guru ASN dan Honorer

“Yang mana secara otomatis beliau sah menjadi pengurus DPC PPP dan punya hak untuk hadir sebagi Peserta Muscab yang memiliki hak bicara, bukan hak suara,” ujar Fairus .

Di sisi lain, Asmaul Haji Tawil juga menyampaikan pada pimpinan sidang beberapa bukti-bukti terkait keabsahan PAC, yang menurutnya beberapa PAC yang hadir muscab itu palsu.

Dalam proses pembuktian itu terjadi kericuhan, dan pimpinan sidang mencoba beberapa kali menenangkan peserta yang ribut. Pada saat suasana dianggap sudah sangat tidak kondusif, maka pimpinan sidang menyatakan deadlock dan Kepengurusan DPC PPP Kabupaten Tolitoli diambil alih oleh DPW sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

BACA JUGA :  KPU Touna Gelar Nobar "Tepatilah Janji" di Momen Hari Sumpah Pemuda

“Rombongan DPW telah kembali ke Palu. Alhamdulillah dengan selamat. Tolitoli adalah kabupaten penutup pelaksanaan Muscab,” beber Fairus.

Sebagai ketua DPW PPP Sulteng menyesali kejadian tersebut, di mana seharusnya panitia melakukan registrasi sebelum peserta masuk ke ruangan muscab, sehingga tdk terjadi kericuhan.

Sidang Pleno 3 dipimpin langsung oleh Sekwil DPW PPP, Iman Sudirman dan disaksikan langsung oleh Ketua Formatur Syarif Latadano selaku OKK 1 DPW PPP.

Muscab bukanlah pemilihan ketua, tapi hanya Pemilihan Formatur. Formaturlah yg akan bersama bersama menyusun komposisi kepengurusan nantinya.

Reporter: Irma