Murah Hati

oleh -
Ilustrasi. (media.alkhairaat.id)

Alangkah mengagumkan keadaan orang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya terdapat pada seorang mukmin. Jika memperoleh kesenangan, dia akan bersyukur, sehingga itu menjadi kebaikan baginya. Dan jika ditimpa kesusahan, dia akan bersabar, itu juga menjadi kebaikan baginya” (HR. Muslim).

Inilah keuntungan orang yang benar-benar beriman, bukan setengah-setengah. Tak ada kerugian yang dialami bagi orang yang betul betul beriman. Dalam suasana bagaimanapun orang mukmin beruntung dengan aliran-aliran pahala. Namun tentunya, itu sebuah proses menjadi atau proses suatu usaha yang melibatkan hati.

Apalagi tak sedikit orang yang menyebut diri mukmin, tetapi dalam kesehariannya tak mau bersyukur dan bersabar.

Dalam keadaan memiliki banyak harta dan kemewahan, menjadi tinggi hati. Mempunyai mobil mewah, misalnya, semakin sembarangan di jalan raya. Seakan-akan jalan hanya diperuntukkan untuknya, sehingga menekan gas kuat-kuat, tak peduli ada hati yang tersakiti.

Namun, mukmin cenderung hidup rendah hati dan penuh pertimbangan hati. Semua orang dianggap saudara, yang memiliki hak untuk menggunakan jalan raya, sehingga perlu bersabar dalam menggunakannya, saling memberi dan saling mengerti.

Hidup dengan pertimbangan hati tentunya juga berpahala. Apalagi bila terjadi kecelakaan, banyak hamba yang lain yang ada hubungan dengannya akan ikut merasa sakit hati.

Salah satu cirri orang mukmin ialah selalu bermurah hati kepada siapapun. Dia akan disukai masyarakat dan dicintai Allah, mendapatkan curahan rahmat dan ampunan, rezekinya dilapangkan dan kehidupannya tentram serta sejahtera.

Oleh karena itu tingkatkanlah kualitas keimanan kita dengan cara menghindari sifat kikir dan bakhil karena ini diketegorikan sebagai sifat tercela yang harus ditinggalkan. Rasulullah saw. bersabda, “Waspadalah terhadap sikap zalim, karena kezaliman akan menjadikan kegelapan di hari kiamat. Waspadalah terhadap sifat kikir, karena kekikiran adalah sifat yang telah menghancurkan umat-umat sebelummu. Sifat ini mendorong mereka tega melakukan pembunuhan dan melakukan hal-hal yang haram.” (HR. Muslim).

Perhatikanlah doa Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh sahabat Anas berikut ini,
“Ya Allah. Saya mohon perlindungan kepada-Mu dari sifat kikir dan malas, juga dari pikun, azab kubur dan cobaan semasa hidup dan setelah mati.” (HR. Muslim).

Maka itu, murah hati dan dermawan merupakan dua sifat yang sudah menjadi tradisi kuat dalam kehidupan umat islam, dua sifat ini merupakan sebagian kecil dari akhlak-akhlak mulia umat islam yang bisa dirasakan dalam kehidupan keseharian. Bukti kesempurnaan iman seseorang.

Dalam bahasa Arab, kemurahan hati disebut dengan istilah “al-karam”. Kata ini mempunyai arti memberikan harta berharga miliknya dengan penuh kerelaan hati, atau membelanjakan harta miliknya untuk kebaikan.

Contohlah sifat Rasulullah saw yang sangat senang bila ada hidangan yang dimakan bersama-sama. Semakin banyak orang yang bergabung, beliau semakin senang. Bila bulan Ramadhan tiba, tidak ada satu pun hidangan yang disimpan oleh beliau di dalam rumahnya. Rasulullah adalah orang yang paling dermawan dan murah hati.

Ada seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah saw., Sedekah yang bagaimanakah yang paling utama ? Rasulullah menjawab, “Yaitu sedekah yang kamu berikan di saat kamu dalam keadaan sehat dan masih punya semangat tinggi, masih punya harapan untuk kaya dan khawatir miskin. Jangan kamu menunda-nunda (memberi sedekah) hingga nyawa sampai tenggorokan dan kamu baru berkata, untuk fulan mendapat bagian sekian, fulan mendapat bagian sekian dan yang ini untuk si fulan.” (HR. al-Bukhari). Wallahua’lam

DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)