Hujan baru saja berhenti menguyur Kota Palu pada pagi kemarin. Kendaraan melintasi Jalan Towua, sudah terbilang normal.
Beberapa kendaraan memasuki lorong gang sempit, tak jauh dari Sekolah Bala Keselamatan. Mereka adalah peserta pesantren kilat kaligrafi Al Quran, di Pondok Pesantren Alqur’an Alhasyimi.
Ada puluhan anak, bersama orang tua walinya dengan sabar menunggu panitia yang sibuk menyiapkan kelengkapan kaligrafi.
Ketua Umum Sanggar Seni dan Pesantren Kaligrafi Al Quran Alhasyimi Pusat Palu, Mohammad Arief saat memberikan motivasinya sebelum acara dimulai, mengatakan, di Alhasyimi semata-mata untuk mencari kader yang bisa menulis indah Al Quran. Dirinya membangun pesantren kaligrafi ini bukan bertujuan untuk mencari pundi-pundi uang, melainkan untuk memasyarakatkan kaligarfi al Quran.
Itu sebabnya, kata dia biaya perbulan untuk kursus di Alhasyimi hanya Rp15 ribu saja dibayar perbulan. Biaya kecil tersebut hanya untuk membiayai perlengkapan belajar, seperti, kapur tulis dan biaya listrik perbulan.
“Artinya kita ini di Alhasyimi ini, tujuan kursus kita betul-betul untuk mencari kader. Bukan untuk mencari uang, karena kita yakin di luar sana banyak uang-uang yang bisa kita dapatkan dari berkah mengajar sekarang, jadi Rp15 ribu hanya untuk bayar kapur, bayar listrik dan kebutuhan sanggar lainnya,” imbuhnya.
Bahkan kata Arief, ongkos kursus itu sudah bejalan sejak lima tahun terakhir. Pernah juga lanjut dia, pihaknya tidak memungut sepeser pun uang dari kader-kadernya setiap bulan. Bahkan itu diterapkannya hampir lima sampai 10 tahun.
“Lima belas ribu itu, sudah banyak yang sukses karena itu,” jelasnya.
Arief mengaku, dirinya bersyukur sejauh ini pesantren Alhasyimi tidak mengalami kesusahan dengan pembayaran Rp15 ribu itu. Dia juga mengapresiasi untuk pengembangan pihaknya telah dimasukkan ke dalam pengurusan LPTQ Provinsi.
Meski demikian dirinya juga berharap semua kabupaten wajib mengirim kader-kadernya,agar nantinya di dalam MTQ itu ada keadilan kejuaraan.
Sementara itu mewakili Ketua Panitia Psenatren Kilat 2017, Syarifah mengatakan, sebanyak 20 orang peserta yang telah mendaftar ulang untuk mengikuti Peskil tahun ini. Masing-masing terbagi golongan Naskah 11 orang, Mushaf tujuh orang, dan kontemporer satu orang.
“Sekitar 20 orang lebih resi yang mendaftar kembali, sudah banyak mendaftar online, terdiri putri delapan orang, dan putra 12 orang, naskah 11 orang, mushaf tujuh orang, kontemporer satu. Jadi, insya Allah nanti pesertanya akan terus bertambah,” harapnya.
Pesntren kilat kaligrafi Al Quran ini, pihaknya membuka empat cabang kaligrafi yang diajarkan, yakni Naskah, Mushaf, Dekorasi dan Kotemporer. Empat cabang itu sudah terisi, sejumlah pesertanya yang akan bertambah.
Peserta terjauh ini kata wanita yang disapa Ipe ini, dari kabupaten Morowali mengirim pesertanya dua orang, kabuaten Parimo dan kabupaten Banggai. (NANANG IP)