PALU – Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasional Demokrat (NasDem) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Aristan, menyatakan, Gubernur Rusdy Mastura dan istrinya, Vera Rompas Mastura, terkesan memutarbalikkan fakta dan melalukan playing victim.
“Seolah-olah merekalah dizolimi. Padahal mereka sejak awal seperti itu, NasDem tinggal merespon apa yang disampaikan oleh Rusdy Mastura dan Vera Mastura di media,” ujar Aristan, Rabu (08/03).
NasDem, kata dia, cukup mengerti jika Cudy, sapaan akrab Rusdy Mastura, ingin meninggalkan Partai NasDem, namun jangan mencari-cari alasan yang mengada-ngada, termasuk melibatkan istrinya yang kebetulan sebagai Ketua DPC Partai NasDem Kota Palu.
“Seolah-olah mereka dizalimi oleh partai dan diberhentikan. Padahal tidak begitu ceritanya,” ujar Aristan.
Kata dia, tidak ada masalah jika memang ingin keluar dari Partai NasDem, tapi seyogyanya dengan cara baik-baik.
“Serahkan saja surat pengunduran diri kepada partai. Sampaikan terima kasih. Itu jauh lebih baik dan elegan daripada memainkan emosi serta membuat kegaduhan publik dengan sesuatu yang tidak karuan itu. Mundurlah secara baik-baik karena ketemunya juga secara baik-baik. Diusung partai juga secara baik-baik,” katanya.
Pihaknya menyadari, yang bersangkutan ingin meninggalkan Partai NasDem karena ada agenda politik ke depan yang berkeinginan maju sebagai gubernur dalam dua periode, lalu mulai mendekati partai yang lain.
Menyikapi pernyataan ini, Gubernur Sulteng, Rusdy Mastura, mengaku bahwa sampai saat ini dirinya belum secara resmi keluar dari Partai NasDem.
Terkait ungkapan kekecewaannya kepada Partai NasDem di media, menurutnya itu adalah hasil wawancara door stop sesaat dirinya akan menghadiri Musyawarah Rakyat, 05 Maret 2023 di sebuah warung kopi.
Ia pun meminta maaf pada segenap Kader Partai NasDem, bila ia kecewa atas kinerja partai. Baginya, kekecewaan itu adalah ungkapan perasaan dari setiap orang.
“Partai modern mesti siap dikritik dari dalam dan dari luar. Bahkan oleh kadernya sendiri. Itu proses pendewasaan berpolitik modern. Tidak boleh dilarang itu perasaan saya yang kecewa. Saya berani bicara. Ada juga yang tidak berani. Silahkan,” katanya.
Reporter : Irma
Editor : Rifay