SIGI- Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia mewakili masyarakat Provinsi Sulawesi Tengah masa bakti 2019-2024, Muhammad J Wartabone, menyebut Yoto Dg Pawindu merupakan salah satu sosok bisa menjadi pahlawan nasional.
“Yoto Dg Pawindu, mendapat gelar Raja 45, pernah tercatat sebagai tokoh nasional, dan punya sejarah perjuangan dalam kehidupan di tanah Kaili,” kata Muhammad J Wartabone saat melakukan silaturahmi dikemas dalam acara pertemuan akbar keluarga Raja Yoto Dg Pawindu, pejuang merah putih Sulawesi Tengah (Sulteng), di Desa Pewunu, Kecamatan Dolo Barat, Sulawesi Tengah Senin (28/2) malam.
Acara silaturahmi didukung PB Persaudaraan Indonesia Berdzikir itu, mendapat apresiasi dari Ketua DPRD Sulteng, Nilam Sari Lawira yang juga sebagai ketua umum Dewan Pimpinan Pusat Wanita Sholawat Indonesia.
Menurut Muhammad J Wartabone, paling menarik, Yoto Daeng Pawindu merupakan tokoh PNI. Dia adalah orang Kaili yang menjadi tokoh nasional pada zamannya.
“Kalau sejarah ini kita angkat, maka dengan sendirinya, itu mengangkat kredibilitas dan integritas kita sebagai lembah Kaili,” ungkapnya.
Ia mengatakan, berdasarkan catatan sejarah, Yoto Dg Pawindu dinilai sangat layak diangkat dan dinobatkan menjadi pahlawan nasional. Karena itu peran keluarga menjadi penting untuk mendorong dan mewujudkan harapan tersebut.
“Tinggal bagaimana proses kita keluarga, kita secara bersama-sama, dan saya sebagai anggota DPD berkomunikasi dengan pemerintah daerah untuk memproses ini,” tandas J Wartabone.
Sebagai orang memiliki aliran darah suku Kaili, J Wartabone, berkeinginan ada orang Kaili turut pula menjadi pahlawan nasional.
“Harapan kita, suatu saat kita orang Sulawesi, bangga dengan tokoh kita sendiri. Secara subjektif, etnis kita sendiri. Semua orang bangga dengan etnisnya,” tutur J Wartabone.
Ia menambahkan, DPD itu tentu melihat potensi daerah. Di Sulteng ini, hampir semua kabupaten itu punya pahlawan daerah.
“Nah, pahlawan daerah ini kita lihat, berpotensi menjadi pahlawan nasional, Yoto Dg Pawindu,” tandasnya.
Harapan dan keinginan disampaikan keluarga besar Raja Yoto Dg Pawindu, bak gayung bersambut. Akademisi merupakan dosen sejarah di Universitas Tadulako dan menjabat sebagai ketua tim ahli cagar budaya Sulteng, DR. Haliadi Sadi mengemukakan alasan bisa mendorong untuk mencapai gelar pahlawan nasional.
Menurut Haliadi, Yoto Dg Pawindu adalah tokoh sejarawan ada di Sulteng , bahkan salah satu tokoh nasional ada di Pewunu, dan telah menjadi tokoh politik sejak awal abad ke 20.
“Nah, pada saat itu, ketika Belanda menerapkan pajak perorangan, beliau menolak. Itu artinya posisi perjuangan beliau adalah memperjuangkan rakyat supaya tidak dibebani oleh pajak. Karena sebelum Belanda datang, pajak itu belum ada. Dia memperjuangkan hak- hak rakyat,” urai Haliadi.
Selain itu, berdasarkan catatan sejarah, Yoto Dg Pawindu sejak 1930-an telah berkenalan dengan Presiden Soekarno, dan berganti aliran politik dari Partai Syarikat Islam (PSI) berpindah ke Partai Nasional Indonesia (PNI), dan bergerak bersama PNI, yang tujuan pencapaiannya adalah perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia.
Berdasarkan bukti dan saksi sejarah, Haliadi menyampaikan pendapatnya bahwa keluarga besar Yoto Dg Pawindu sebaiknya menghimpun data untuk ditulis atau dibukukan, sehingga bisa menjadi dasar untuk mengupayakan gelar pahlawan nasional.
“Terutama biografi tokoh Daeng Pawindu, dan data-data yang mendukung itu, harus dikumpulkan semua,”Haliadi memungkasi turut hadir dalam pertemuan akbar tersebut.
Reporter: Ikram/Editor: Nanang