MTs Alkhairaat Pusat Wakili Sulteng Raih Penghargaan Adiwiyata Nasional 2021

oleh -

PALU – Madrasah Tsanawiyah (MTs) Alkhairaat Pusat menjadi perwakilan Sulawesi Tengah meraih penghargaan Adiwiyata dalam Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS), oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Penghargaan itu diterima Kepala MTs Alkhairaat Pusat, Syaihun Aldjufri bersama 343 Kepala sekolah lainnya berasal dari seluruh Indonesia secara serentak, melalui pihak Perwakilan KLHK di Palu, Selasa 21 Desember 2021 lalu.

Di tahun ini, sebanyak 344 sekolah memenuhi kriteria dan mendapatkan penghargaan Adiwiyata Nasional. Sedangkan yang memenuhi kriteria dan meraih penghargaan sekolah Adiwiyata Mandiri adalah 77 sekolah.

“Dari daftar sekolah penerima penghargaan, dan berbagai aktivitas yang mereka lakukan, kita bisa melihat optimisme bangsa Indonesia dari generasi muda melalui kepeduliannya terhadap kelestarian lingkungan,” kata Menteri KLHK Siti Nurbaya di Jakarta, beberpa waktu yang lalu.

Dalam konteks dan kaitan pendidikan kesadaran lingkungan sejak dini, sekolah-sekolah formal diharapkan dapat menjadi core sekaligus sebagai magnet dalam pengembangan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS). Data di KLHK menunjukkan bahwa sampai dengan hari ini ada 4.726 sekolah yang telah meraih penghargaan Adiwiyata Nasional dan Adiwiyata Mandiri dari 34 provinsi di Indonesia.

BACA JUGA :  Persiapan Apel Hari Santri di Kompleks Alkhairaat Dimatangkan

Sebagai bagian dari penyiapan SDM untuk lingkungan dan kehutanan, Siti menginstruksikan agar PBLHS dan Penghargaan Adiwiyata dapat disesuaikan dengan perkembangan dan dinamika di sekitar kita.

Pertama, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, pola pendidikan ke depan diantaranya melalui konsep Pendidikan Merdeka Belajar. Kedua, digitalisasi menjadi bagian penting dalam membangun efisiensi dan efektifitas pembangunan, serta kemudahan jangkauan terutama di daerah-daerah. Ketiga, atensi dan aspirasi publik yang makin luas tentang aspek lingkungan.

“Saya meminta jajaran di KLHK dan Kemendikbud, serta Dewan Pertimbangan dan Tim Pembina Gerakan PBLHS, kita diskusikan lagi apa yang harus segera kita sesuaikan, supaya di lapangannya yang sudah berjalan baik ini menjadi lebih menarik lagi bagi remaja dan generasi muda,” tutur Siti.

Selain itu, dia berharap ke depan dapat menjadi terang dan jelas tujuannya apa, bagaimana dampaknya untuk lingkungan, termasuk bagaimana antisipasi kita terhadap perubahan iklim. Lebih jauh lagi, tentu saja dengan demikian berkontribusi untuk reputasi Indonesia di mata dunia.

Pendidikan lingkungan hidup bagi generasi muda sangatlah penting, sebab pendidikan lingkungan dapat mengubah pandangan dan perilaku seseorang terhadap lingkungannya. Oleh karenanya, pendidikan dan latihan kepada generasi muda sangat penting dan patut mendapatkan apresiasi dan dukungan. Di antara inisiatif membangun kesadaran lingkungan khususnya di kalangan generasi muda, datang dari Institut Hijau Indonesia, dalam mitra bersama WALHI, KTNI dan Huma, dalam program Green Leader Indonesia.

BACA JUGA :  Fakultas Ekonomi Unisa Gelar Masa Orientasi dan Pengabdian Masyarakat di Pantai Taipa

Kementerian LHK dan para mitra kerja akan terus mengembangkan dan mempersiapkan langkah-langkah berikutnya mengingat pentingnya peran generasi muda Indonesia dalam kerja-kerja sektor lingkungan hidup dan kehutanan.

Pada kesempatan itu, Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM (BP2SDM) KLHK Ade Palguna, mewakili Plt. Kepala BP2SDM, dalam laporannya menyampaikan pada tahun 2021 ini terdapat 932 sekolah dari 150 kabupaten, 34 kota dan 24 provinsi yang diusulkan oleh Dinas Lingkungan Hidup, untuk mendapatkan penghargaan Adiwiyata Nasional dan Adiwiyata Mandiri.

Lebih lanjut, Ade menjelaskan program ini telah berhasil mendorong adanya peningkatan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di sekolah.

Dalam kurun waktu 2006 – 2021, Sekolah Adiwiyata telah memberikan kontribusi berupa pengurangan timbulan sampah melalui pengelolaan sampah dengan 3R (reduce, reuse dan recycle) sejumlah 42.534 ton per tahun, penanaman dan pemeliharaan 354.450 pohon/tanaman, 70.890 lubang biopori, 14.178 sumur resapan dan penghematan listrik dan air rata-rata 10 – 40 % per sekolah.

BACA JUGA :  Pemda Sigi Berangkatkan 16 Calon Mahasiswa Kuliah ke Al-Ahgaff Yaman

Terpisah, Syaihun Aldjufri mengatakan konsistensi madrasah alkhairaat terhadap gerakan-gerakan yang berpihak pada lingkungan sudah tidak perlu diragukan lagi. Sebab, dalam visi dan misi madrasah MTs Alkhairaat Pusat sudah terencanakan dengan baik beberapa hal yang menyangkut dengan kebersihan lingkungan.

Karena itu, ia menegaskan komitmen madrasah yang di bawah bimbingannya itu, memiliki komitmen penuh dengan peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Sebab, dinilai akan memberi manfaat yang baik bagi pertumbuhan siswa-siswinya.

“Karena memang kan program ini kami menilai ada tiga prinsip yang ada didalamnya yakni Parsipatif, Berkelanjutan dan Edukatif. Sehingga kami memandang beberapa manfaatnya itu ya menghindari sejumlah resiko dampak lingkungan, kemudian juga dapat menciptakan kondisi kebersamaan antar warga sekolah yang peduli dengan lingkungan,” pungkasnya.

Reporter: Faldi/Editor: Nanang