PALU – Utusan Pondok Pesantren (Ponpes) Madinatul Ilmi Dolo, Raguan S. Aljufri, kembali mengharumkan nama Sulteng pada ajang Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) tingkat nasional VI tahun 2017, di Pondok Pesantren Balekambang, Jepara, Jawa Tengah, baru-baru ini.

Putri Ketua Utama Alkhairaat, HS Saggaf Alufri yang menjadi andalan Sulteng di bidang lomba Ushul Fiqih Wusta golongan putri ini, berhasil mengukir prestasi di posisi harapan II dengan nilai 2.640.

Nilai yang diperoleh Raguan hanya terpaut 42 angka dengan peraih juara harapan I, yakni Siti Sahlia asal Ponpes Darussalim Kalimantan Selatan. Sementara dibawah Raguan (harapan III) diraih Niswatul Mahshunah asal Ponpes Raudlotul Mubtadiin Balekembang, Jawa Tengah dengan nilai 2.460.

Di bidang lomba ini, juara I diraih santri asal Ponpes Darul Quran Wal Irsyad, DI Yogyakarta atas nama Zahrotunisa Aulia Elkhansa dengan nilai 2.816, disusul Nurfadilah Lubis asal Ponpes Darul Ikhlas Sumatra Utara dengan nilai 2.700 serta Siti Syarifatul Mutmainah dari Ponpes Mamba’ul Ulum Bata Jawa Timur dengan nilai 2.690.

Di ajang bergengsi pembacaan kitab kuning tingkat nasional ini, Raguan diutus bersama 23 kafilah lainnya untuk adu kemampuan dengan santri lainnya di beberapa cabang lomba.

Raguan Aljufri sendiri merupakan salah satu santri yang paling diandalkan Sulteng. Khususnya di bidang lomba Ushul Fiqih.

Namun demikian tetap tidak menafikan kemampuan peserta lain. Sebab semua yang diutus adalah yang terbaik karena sudah melewati seleksi ketat di tingkat provinsi.

MQK tingkat Nasional VI tahun 2017, resmi ditutup oleh Direktur Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam, Kementeria Agama (Kemenag) RI, Kamaruddin Amin, Selasa (05/12).

Kamaruddin mengatakan, selain sukses dalam hal penyelenggaraan, MQK tahun ini juga berhasil melahirkan kader pesantren dimasa mendatang.

Dia menilai, MQK kali ini menunjukkan terjadinya pemerataan kompetensi santri dalam membaca kitab kuning. Kualitas Popes semakin merata, terbukti dari kemampuan membaca kitab kuning oleh para santri dari luar Pulau Jawa, utamanya Sulawesi, Sumatera dan Kalimantan.

“Kami berharap, hasil MQK ini memberikan rasa optimisme dan semangat untuk terus memperbaiki penyelenggaraan kajian kitab kuning di semua ponpes,” harapnya.

Menurutnya, MQK merupakan wahana pengembangan kualitas akademis ponpes. Kitab kuning sebagai core bussiness-nya ponpes, dijadikan dasar dan basis dalam berbagai majelis lomba yang diselenggarakan dalam even MQK.

Lomba membaca kitab kuning tingkat nasional yang digelar Kemenag RI tersebut, diikuti 1.800 peserta dari 33 provinsi di Indonesia. Ajang ini mempertandingkan beberapa kategori lomba. (YAMIN)