MPosyandu Permudah Pemantauan Gizi Balita

oleh -
FOTO: DOK. WVI

PALU – Penerapan teknologi dalam sistem monitoring kesehatan ibu dan anak berbasis masyarakat terbukti membawa dampak positif terhadap perkembangan kesehatan balita.

Melalui inovasi mPosyandu di Palu, Sulwesi Tengah, para kader posyandu semakin mudah memantau pertumbuhan balita dan menemukan dengan cepat balita yang mengalami masalah gizi, penyakit dengan tanda bahaya dan masalah pertumbuhan lainnya.

Program mPosyandu ini diterapkan oleh Wahana Visi Indonesia (WVI) bekerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Palu dan didukung Australian Aid melalui project bernama iREACH di Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Project ini merupakan suatu bentuk intervensi yang bertujuan mengoptimalkan layanan kesehatan ibu dan anak melalui dua strategi, yaitu penguatan sistem pemantauan layanan program posyandu (dengan berbasis IT) dan peningkatan pola hidup sehat di masyarakat melalui komunikasi perubahan perilaku.

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Nasional WVI, Irene Marbun, Kamis (24/06), menyebutkan, program yang berjalan selama 3,5 tahun terakhir dan diterapkan di 107 posyandu yang tersebar di 24 kelurahan ini terbukti membuahkan hasil positif. Adanya peningkatan status gizi anak sebagai dampak dari naiknya praktik pemberian makan bayi dan anak (PMBA) baik terkait pemberian ASI maupun makanan tambahan.

Selain itu, mPosyandu membantu kader dalam memantau dan menentukan tindakan dengan cepat terutama bagi anak yang terdeteksi berisiko atau mengalami masalah gizi.

“Ada sekitar 700 kader, 200 tenaga kesehatan, 21 tenaga ahli mPosyandu terlibat dalam berbagai kegiatan di posyandu, 29 posyandu percontohan dan renovasi posyandu menjadi posyandu ramah anak. Kami berharap perubahan yang baik bisa terus berlanjut. Project ini boleh selesai, namun semangat kolaborasi terus kita hidupi, terutama yang berdampak pada kesejahteraan anak-anak Indonesia,” ujar Irene.

Seorang kader posyandu dari Kelurahan Buluri, Sri Indrawati (35) bercerita, sebelumnya pembukuan dan manajemen di posyandu belum tertata rapi. Beberapa sarana yang digunakan pun sudah tidak layak.

“Tetapi setelah mendapat pendampungan, kami dilatih manajemen posyandi, dan diajarkan bagaimana menggunakan mPosyandu untuk pemantauan KMS (kartu menuju sehat) dan memberi informasi dengan cepat ke ibu-ibu balita,” tutur Sri.

Wali Kota Palu Hadianto Rasyid dalam sambutannya di acara penutupan menyampaikan, lebih dari 100 posyandu di Kota Palu mendapat dukungan dari WVI dan pemerintah Australia.

Kata dia, program ini benar-benar membantu para kader, tenaga kesehatan dan pemeritah Kota Palu dalam mengidentifikasi dan memantau kesehatan dan pertumbuhan anak-anak kita.

“Apa yang didapat selama ini semoga dapat kita jaga dengan baik. Semoga kerja sama ini bisa berlanjut walaupun dalam bentuk yang lain,” katanya. ***