PALU – Menjelang sepekan pemungutan suara berbagai aktivitas masyarakat, kelembagaan, organisasi pemerintah dan atau yang berafiliasi dengan pemerintah, atau swasta untuk tidak ikut melibatkan diri dukung mendukung sehingga tidak merusak citra demokrasi di Provinsi Sulawesi Tengah.
Selasa kemarin (19 /11) sore, tim Pusat Data, IT dan Media Sangganipa menerima laporan masyarakat adanya sebuah mobil mini bus jenis Avanza mengunakan branding Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur nomor 01. Mobil itu parkir saat ada anak-anak sekolah yang bermain basket. Warga sempat memotret dan melaporkan ke WhatshApp badan yang dibentuk Rusdy Mastura dan Agusto itu.
Menanggapi itu, Juru Bicara Cudy-Agusto, Andono Wibisono meminta semua pihak menahan diri dan tidak tergoda dengan politik praktis. Utamanya guru, kepala sekolah, ASN, TNI dan Polri.
“Itu fatal (mobil branding di dalam halaman sekolah.red). Tidak ada alasan yang dapat diterima itu karena sudah jam sekolah siswa. Pertanyaannya apakah SMA Negeri itu disebut sekolah kalau jam belajar saja? Apakah kalau sore smpai malam namanya berganti? Kami protes dan laporkan. Copot saja biar ada terapi kejut untuk yang lain,’’ tandas Cak Ando di sekretariat Pusat Data, IT dan Media Sangganipa Palu, Rabu (20/11).
Andono sangat prihatin, karena kejadian ini sudah kedua kali. Honorer pendidik deklarasi dukungan dan mobil branding di halaman SMAN 1 Palu. Alasannya, antar makanan di jam pulang sekolah, kata salah satu Wakasek Budi. Alasan itu tidak masuk akal, tetap SMAN tidak taat aturan dan ketentuan. Ada sekuriti. Ada Kepsek. Ada Wakasek bidang terkait. ‘’Alasan dibuat buat. Tidak masuk akal sehat saya,’’ tandas jubir Cudy – Agusto itu.
Kepsek SMA Negeri 1 Palu Mohammad Dahlan Saleh angkat bicara.
Dahlan mengatakan, terkait dengan berita dan kejadian dimana ada mobil branding salah satu paslon yg sempat masuk di halaman SMAN 1 Palu, bahwa kejadianx pada saat setelah jam pulang siswa.
“Mobil tersebut hanya mengantarkan makanan salah satu siswa kami dan langsung pulang,” jelasnya.
Menurutnya, pihak sekolah sebelumnya tidak mengetahui kejadian itu, karena tidak pernah ada undangan atau apapun terkait dengan paslon manapun.
“Sama sekali tidak ada unsur kesengajaan. SMAN 1 Mohon maaf atas kejadian ini,” tandasnya.
Reporter: Irma/***