DONGGALA – Momentum hari pohon dan hari ikan nasional yang jatuh pada 21 November 2022 sejumlah anak muda lokal di Dusun 1, Desa Tonggolobibi Kecamatan Sojol, Kabupaten Donggala menginisiasi penyelenggaraan penanaman propagul mangrove sebanyak 200 buah, Rabu (30/11).
Jumlah yang ditanam tersebut merupakan langkah awal dari target capain yang akan ditanam yakni sebanyak 2000 propagul. Penanaman ini dilaksanakan atas kekosongan lahan yang dulunya bekas perumahan dan kemudian tidak dipergunakan akibat bencana gempa dan tsunami 1996.
Kegiatan penanaman mangrove di Desa Tonggolobibi bukan kali pertamanya dilakukan. Informasi 2005 melalui Dinas Perikanan Donggala bekerjasama dengan pemerintah desa Tonggolobibi sudah pernah melakukan penanaman sebelumnya, sebanyak 1000 bibit mangrove.
Namun dikarenakan penanaman dilakukan di laut terbuka, serta tidak dilengkapi dengan APO (Alat Pemecah Ombak) menyebabkan bibit terseret ombak dan arus dan menyisahkan sebagian kecil jumlah yang ditanam.
Jumlah peserta yang terlibat pada pelaksanaan penanaman tersebut sebanyak 11 orang yang terdiri atas berbagai perwakilan organisasi diantaranya KPA Belibis, Karangtaruna Tunas Beringin, BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) tingkat desa dan P2DT (Persatuan Pemuda-pemudi Desa Tonggolobibi), serta BPD Tonggolobibi
Ardiansyah AR selaku peserta aksi juga anak muda lokal desa mengatakan bahwa kegiatan ini bukan hanya sekadar aksi, namun akan terus berkelanjutan selama terjalin kolaborasi kolektif lintas sektor.
“Kita ingin mengajak semua pihak untuk terlibat, biar rasa kepemilikan dan merawat bersama selalu ada. Serta terbangun gerakan produktif anak muda desa untuk bagaimana tetap menjaga kelastarian lingkungan. Juga sebagai bentuk edukasi awal bahwa mangrove bukan hanya sekadar tumbuhan yang hidup, namun punya banyak manfaat sebagai penyerap karbon 5 kali lebih kuat dibandingkan hutan tropis lainnya, serta sebagai bentuk mitigasi bencana berupa abrasi dan tsunami,” pungkasnya.
Selain itu Akir Alkab selaku ketua BPD Desa Tonggolobibi mengatakan, bahwa kegiatan ini tentunya sangat mulia dan sejatinya layak mendapatkan dukungan dari pemerintah setempat.
“Dan bukan hanya itu selain mangrove dapat dijadikan sebagai penahan abrasi pantai juga dapat dirawat dan dikelola untuk dijadikan kawasan ekowisata sebagai bentuk pendapatan bagi masyarakat yang mengelola,” katanya menyudahi.
Reporter: IKRAM
Editor: NANANG