Mirza Bahtiar, putra daerah ramaikan bursa bakal calon Bupati Tolitoli

oleh -
Mirza Bahtiar (tengah) bersama sejumlah mahasiswa didiikannya di Tolitoli, Sulteng. (FOTO: Istimewa)

PALU – Mirza Bahtiar, putra daerah asal Tolitoli, Provinsi Sulawesi Tengah menyatakan diri siap bertarung dalam bursa calon bupati Toli-Toli pada Pilkada 2020.

“Saya mendapatkan dukungan dari beberapa kawan-kawan, walaupun ada sebagian yang menolak,” kata Mirza, saat diskusi via Zoom, Minggu (31/5) petang.

Dosen salah satu Perguruan Tinggi swasta itu menegaskan dirinya telah memilik ide dan program yang siap dilaksanakan jika nantinya mendapatkan dukungan masyarakat.

“Saat ini saya sedang melakukan penjajakan persepsi publik, terkait niatan dalam kontestasi politik,” ujar Mirza.

Dia menegaskan keinginan untuk membangun Tolitoli sudah ada sejak lama, khususnya di bidang pertanian.

Mendukung niatan itu, Mirza menamatkan pendidikan Sarjana Pertanian di Universitas Tadulako dan Magister Ilmu Penyuluhan di Institut Pertanian Bogor (IPB).

BACA JUGA :  Kemenkumham Sulteng Dorong Transparansi Layanan Lapas

“Walaupun Tolitoli tidak memiliki sumber daya mineral, tetapi potensi pertanian sangat banyak untuk dikembangkan,” jelas Mirza.

Selain itu, kebijakan pemerintah Joko Widodo yang memindahkan ibu kota negara di Pulau Kalimantan turut mendukung akses pasar bagi produk pertanian di Tolitoli.

“Dari dulu sudah ada istilah jalur pedagangan Tolitoli-Tarakan dan Tolitoli-Samarina (Totata, Tosamin) yang bisa dikembangkan lagi,” jelasnya.

BACA JUGA :  KPU Touna Pastikan Pengelolaan Dana Hibah Pilkada di Badan Adhoc Sesuai Juknis

Keyakinan pria 33 tahun itu sangat kuat, karena bekal ilmu organisasi yang dimilikinya sudah cukup untuk membuktikan jika kaum milenial bisa menjadi pemimpin daerah.

Tentang Penulis: Fauzi Lamboka

Gambar Gravatar
Profesi sebagai jurnalis harus siap mewakafkan diri untuk kepentingan publik. Menulis merupakan kebiasaan yang terus diasah. Namun, menulis bukan sekadar memindahkan ucapan lisan ke bentuk tulisan. Tetapi lebih dari itu, mengabungkan logika (akal), hati (perasaan) untuk medapatkan rasa, yang bisa diingat kembali di hari esok.