PALU – Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Chriswanto Santoso, menyatakan, pihaknya telah memberikan rekomendasi kepada pemerintah agar menghentikan ekspor kelapa sawit.
Rekomendasi tersebut disampaikan menyusul kelangkaan minyak goreng di tanah air yang terjadi belakangan ini. Akibat kelangkaan tersebut, harga minyak goreng di pasaran juga ikut melambung tinggi.
Menurutnya, saat ini Indonesia adalah produsen kelapa sawit terbesar di dunia, namun yang dilakukan adalah 70 persen untuk ekspor, sementara untuk kebutuhan dalam negeri hanya 30 persen.
“Menurut Menteri Perdagangan, kebutuhan dalam negeri sudah terpenuhi, tapi kenyataannya sampai ada yang meninggal dampak dari antre minyak goreng, berarti ini adalah masalah serius. Pemerintah jangan diam sehingga saya merekomendasikan ekspor dihentikan dulu sampai kebutuhan dalam negeri terpenuhi,” tegasnya saat ditemui di salah satu kafe, di Kota Palu, Senin (14/03).
Di sisi lain, lanjut dia, pandemi Covid-19 yang masih berlangsung saat ini juga membuat ekonomi belum pulih, ditambah lagi perang antara Rusia dan Ukraina yang perlu diantisipasi dampak ekonominya.
“Wong belum perang saja minyak goreng susah, apalagi perang,” katanya.
Ia mengakui, salah satu kesulitan pemerintah saat ini adalah perkebunan sawit yang dikelola oleh swasta. Namun di sisi lain, kata dia, pemerintah juga mempunyai hukum sehingga tidak mesti takut. Bahkan jika perlu, lanjut dia, ekspor yang lain seperti bio solar juga dikurangi karena kepentingan masyarakat luas lebih urgen
“Sehingga sedikit demi sedikit ekonomi bisa kita benahi, termasuk menciptakan lapangan kerja. Saya berharap dengan adanya pelonggaran aturan pandemi yang sudah tidak antigen dan PCR ini akan berdampak terhadap kenaikan turis,” harapnya.
Meski begitu, Criswanto juga meminta agar kontrol dari pemerintah juga harus ketat dalam mengantisipasi terjadinya penyebaran pandemi di masa mendatang.
Kehadiran Chriswanto Santoso beserta sejumlah Pengurus DPP di Palu adalah dalam rangka menghadiri kegiatan Musyawarah Wilayah (MUswil) LDII Sulteng, Selasa (15/03) besok.
Ia berharap agar pelaksanaan Muswil dapat mengantisipasi dan merespon terhadap perubahan strategis yang ada. Paling tidak, kata dia, LDII harus memberi berkontribusi nyata bagaimana menyelamatkan ummat.
“Bagaimana kita bisa membuat suatu program down to earth yang menjadi kontribusi LDII untuk bangsa ini,” ujarnya.
Reporter : Hamid
Editor : Rifay