PARIMO – Dalam rangka pengembangan ekspor, Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Pantoloan Palu, membangun sinergi bersama Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Parigi Moutong (Parimo).
Kepala Kantor Bea Cukai Palu, Alimuddin Lisaw mengatakan, pihaknya melihat kabupaten Parimo memiliki potensi ekspor, dan begitu banyak UMKM dari berbagai macam bidang usahanya yang dapat dikembangkan bersama.
“Kami datang bersama dengan KPKNL Palu dengan misi sama namun tim berbeda, melakukan sosialisasi pengembangan ekspor, fokus utamanya adalah para pelaku usaha,” ungkapnya saat ditemui, Kamis (31/03).
Dirinya mengaku, Parimo sendiri telah melakukan ekspor komoditas berupa durian montong, walaupun selama ini komditas tersebut berasal dari Kota Palu misalnya. Namun pihaknya meyakini bahan tersebut berasal dari daerah ini.
Ekspor komoditas durian montong telah masuk ke Pasar Internasional, negara tujuan adalah Jepang serta Cina dengan volume cukup besar, sebab pengirimannya telah menggunakan kontiner dalam sekali ekspor.
“Satu kali pengiriman mencapai 20 ton, dikirim dalam beberapa kali dalam setahun, dan juga komoditas kelapa juga telah diekspor melalui pelabuhan Pantoloan Palu,” jelasnya.
Menurut dia, dalam setahun ekspor kelapa mencapai 3000 kontainer meliputi seluruh daerah di Sulteng, termasuk salah satunya Parimo
Pontensi lainnya yang dapat dikembangkan melalui sektor tambak udang, meskipun belum ada ekspor keluar. Saat ini pengirimannya baru masuk di pasar Lokal, seperti di daerah Makassar.
Kedepannya, pihaknya berupaya dan berharap ada akses pasar, sehingga komoditas hasil tambak di Parimo bisa menembus pasaran ekspor luar negeri.
Ketika ditanya soal ekpor disektor Kelautan, dirinya mengaku, untuk daerah Parimo belum ada melakukan ekspor dan di Bea Cukai sendiri masih memiliki kekurangan sarana prasarana, seperti alat cold storage, industri pengelolaan hasil laut.
“Hal itu menjadi kendala sehingga belum ada ekspor hasil laut. Tapi justru lewat udara sudah ada untuk ikan segar berupa kerapu hidup, hanya saja pengirimannya belum rutin,”ungkapnya.
Ia menambahkan, kegiatan ini merupakan langkah awal, agar masyarakat mengetahui aktivitas ekspor sangat mudah dan dapat dilakukan serta tidak membutuhkan hal besar.
“Seperti di Makassar ekpor ikan kirim pagi untuk konsumsi malam di negara tujuan, itu lakukan secara rutin sebanyak 20 kilo. Makanya saya berharap jangan berfikiran untuk mengekspor barang banyak, tapi langkah kecil dulu yang penting berkelanjutan, saya harap juga ada yang melakukan ekspor perdana dari Pantoloan,” pungkasnya.
Reporter: Mawan
Editor : Yamin