Merindukan Kenikmatan Shalat di Langgar Arab

oleh -
Musalah terapung (Langgar Arab) Donggala yang sedang dibangun kembali setelah rusak saat tsunami tahun 2018. (FOTO: JAMRIN AB)

Tiga tahun sudah jemaah Langgar Arab tidak bisa menikmati indahnya menjalankan shalat di masjid terapung tersebut.

Langgar Arab, sebutan musalah di tepi pantai Labuan Bajo itu roboh akibat diguncang gempa bumi sekaligus tsunami pada tahun 2018 silam.

“Sejak itu pula hingga tahun ketiga ini kenangan indah menjalankan shalat tarawih tidak bisa terlaksana. Padahal di situ meskipun kecil selalu dipadati jamaah, terutama saat tarwih,” kata seorang warga di Kelurahan Boya, Kecamatan Banawa.

Bagi masyarakat Donggala, Langgar Arab yang dikenal dengan nama Musalah At-Taqwa ini cukup terkenal sejak dulu. Setiap bulan Ramadan selalu dipadati jemaah, terkenal dengan tarwih yang cepat.

Muncul pula istilah “langkah Arab.” Bangunan musalah terapung tersebut didirikan para saudagar Arab yang bermukim di Donggala di zaman dahulu, saat pelabuhan masih mengalami kejayaan.

BACA JUGA :  Prioritaskan Kesejahteraan Nelayan, Yasin Janji Bangun Pabrik Pengolahan Ikan

Keberadaannya yang cukup lama membuat bangunan ini dikenal sebagai salah satu bangunan tertua di Kota Donggala sebelum rubuh tahun 2018.

“Informasi yang saya dapatkan, bangunan Langgar Arab itu ada sejak jauh sebelum kemerdekaan Indonesia. Sebelum rusak berat tahun 2018 lalu, telah mengalami beberapa kali renovasi dengan tetap sesuai aslinya,” jelas Abdul Rauf Thalib.

Menurutnya, beberapa waktu lalu kembali akan dibangun dengan konstruksi beton yang cukup kuat. Tidak lagi menggunakan kayu ulin dan kayu biasa seperti bangunan sebelumnya. Pengerjaannya dikoordinasi Muhammad Hasan Badjamal, salah satu pengusaha nasional yang sukses di Jakarta.

BACA JUGA :  Program Rehab Rekon Pascabencana di Palu Dinyatakan Selesai

Keluarga Badjamal di masa kejayaan Donggala di awal dekade 1950-an, dikenal sebagai orang sukses dalam perdagangan, memiliki usaha ekspor dan impor hasil bumi hingga usaha minyak.

Menurut Rauf Thalib, masa awal bangunan Langgar Arab semua berbahan kayu berkualitas tinggi. Dari tiang, dinding dan lantai hingga atapnya terbuat dari kayu. Bertahan cukup lama hingga kemudian atapnya diganti dengan seng.

Saat ini, progres pembangunan tinggal pada pembuatan tiang dinding, sedangkan mihrabnya sudah selesai. Banguna ini akan dilengkapi dengan MCK dan kamar wudhu.

Cuma saja, belum diketahui apakah tetap sesuai model aslinya atau tidak.

Reporter : Jamrin AB
Editor : Rifay