Dari Abdullah Ibnu Mas’ud RA, ia berkata bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda: “Maukah kalian aku tunjukkan orang yang haram (tersentuh api) neraka?. Para sahabat berkata, “Iya, wahai Rasulallah!”. Beliau menjawab: “(Haram tersentuh api neraka) orang yang Hayyin, Layyin, Qoriib, Sahl“. (H.R. At-Tirmidzi dan Ibnu Hiban).
Hayyin, rendah hati. Rasulullah SAW mencontohkan sikap hayyin saat menghakimi sahabat yang ketahuan berkhianat. Saat hendak perang untuk membebaskan Mekkah, seorang sahabat Rasulullah mencoba untuk membocorkan strategi perang dan persiapan yang akan dilakukan Rasulullah serta para sahabat yang lainnya.
Atas ijin Allah, maka pengkhianatan ini ketahuan dan sahabat tersebut ditangkap dan diadili oleh Rasulullah. Sahabat yang lain seperti Umar sangat marah dan ingin sekali untuk membunuh pengkhianat tersebut. Namun Rasulullah dengan sifat hayyin nya ingin mendengarkan alasan dibalik pengkhianatan orang tersebut.
Singkat cerita, Rasulullah membebaskan pengkhianat ini karena orang ini akan bertaubat dan Ia adalah ahli Badar yang turut berjuang saat perang badar dahulu. Orang ini sangat khawatir jika kalah perang di fathu Mekkah maka tak ada yang menebusnya ketika ditawan karena Ia hidup sebatang kara dan tak punya keluarga.
Sikap inilah yang perlu kita contoh yaitu tidak gampang untuk menghakimi hingga tabayyun atau klarifikasi telah dilakukan.
Layyin, lemah-lembut. Maksudnya, terdapatnya budi pekerti yang lemah-lembut dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku lemah-lembut yang dimiliki benar-benar lahir dari hati nurani. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari, alam bawah sadarnya senantiasa ditanamkan untuk berperilaku lemah-lembut. Sebab, hanya dengan perilaku lemah-lembut Allah azza wa jalla menganugerahkan banyak hal, utamanya ilmu hikmah dan keutamaan yang lain.
Rasulullah dalam sebuah hadits disebutkan bahwa beliau setiap pagi selalu menyuapi makan wanita tua yahudi yang buta. Namun wanita yahudi ini malah mencaci maki beliau dengan menyebutkan bahwa Muhammad itu adalah pendusta. Rasulullah diam saja dan tidak memberitahu wanita tersebut bahwa dialah yang dimaksud oleh wanita itu.
Kelemahlembutan Rasulullah saat menyuapi wanita yahudi ini terasa saat Rasulullah wafat dan Abu Bakar yang menggantikannya. Wanita ini merasa bahwa orang yang menyuapinya sewaktu dulu lebih lembut dari pada orang yang sekarang menyuapinya. Akhirnya Abu Bakar memberitahu kepada wanita buta tersebut bahwa selama ini Rasulullah lah yang menyuapinya.
Qaribin, dekat dengan manusia serta mudah bergaul. Konteks hadis dalam bahasan di atas adalah, seorang muslim mukmin yang memiliki perilaku ”mudah dekat” (pandai bergaul) dengan sesama makhluk-Nya. Khususnya, dalam pergaulan mereka dengan sesama saudara muslim. Ukuran pandai bergaul dalam hadis di atas yaitu bergaul yang mendatangkan ridha di sisi-Nya ,serta pergaulan yang mendatangkan kemanfaatan buat sesama.
Sahlin, mudah dalam bermuamalah. Maksudnya, sangat mudah dalam mensupport segala kebaikan. Dia berprinsip, ”Jika mudah. Mengapa harus dipersulit? Jika memang dapat cepat. Mengapa harus diperlambat?” Sehingga dalam hidupnya sangat senang dalam memberikan pelayanan kepada sesama makhluk. Pelayanan untuk berlomba dalam hal terciptanya kebaikan demi kebaikan. Mengapa bisa begitu? Karena hanya termotivasi untuk mendapatkan anugerah dan ridha dari sisi-Nya.
Pada akhirnya, mari kita berlomba-lomba untuk menjadi pribadi yang rendah hati dalam hidup ini agar lebih berarti sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Kemudian menjadi pribadi yang lemah lembut dalam pergaulan. Semoga. Wallahu a’lam
DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)