PALU – Tenaga Ahli Gubernur Sulteng, M Ridha Saleh menjadi salah satu figur yang digadang-gadang akan meramaikan bursa Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Pilwakot) Palu tahun 2024 mendatang.
Sejak bertekad maju sebagai bakal calon Wali Kota Palu, Edang, sapaan akrabnya, terus bergerak memperluas jaringan.
Ia turun lapangan membangun simpul-simpul relawan dan tim, termasuk melakukan komunikasi politik melobi parpol pendukung dan pengusungnya nanti.
Edang mengaku sejauh ini telah membangun komunikasi itu hampir dengan seluruh parpol, baik yamg memiliki kursi di DPRD Palu maupun tidak.
“Ketua-ketua partai politik ini semuanya bersahabat dengan saya,” ucap Edang, Rabu (03/05).
Meski begitu, dirinya mengakui bahwa saat ini ia tidak tercatat sebagai pengurus maupun kader parpol manapun.
Oleh sebab itu, langkah awal yang ia tempuh adalah membangun pola komunikasi dengan cara yang berbeda, sehingga parpol bisa mempertimbangkan.
“Partai sekarang sudah lebih modern dan maju melihat calon yang mereka usung. Karena partai politik saat ini juga memikirkan bukan hanya kepentingannya tapi juga kepentingan pembangunan,” katanya.
Menurutnya, salah satu barometer parpol untuk mengusung kandidat adalah survei, bukan semata-mata kader. Sejauh ini, menurutnya, parpol sudah lebih modern dan terbuka untuk kandidat di luar kader.
Meski ia akui, menjadi kader parpol memang hal yang mutlak sehingga kemungkinan untuk bergabung ke parpol juga menjadi penting bagi dirinya.
“Soal ajakan menjadi kader, ini memang sudah ada tapi ada saatnya saya akan memilih partai. Sebab harus diakui umumnya menginginkan kadernya yang maju. Itu harus kita pahami sebagai orang yang saat ini sedang berencana mencalonkan diri,” ujarnya.
Namun sebagai profesional, ia ingin menunjukkan bahwa parpol kini memang telah benar-benar objektif jika berbicara siapa calon yang mereka usung nanti. Ada banyak variabel yang akan menjadi pertimbangan parpol.
“Jadi saya harus memperlihatkan itu kepada partai. Saya juga nggak mau datang membebani partai politik. Supaya mereka menilai lebih fair kepada kita. Bahwa mereka ada kader, iya. Tapi belum tentu itu yang mereka usung,” ujarnya.
Untuk memenuhi kriteria parpol itu, Edang pun mengaku saat ini ia sedang melakukan survei dan hasilnya terus menunjukkan peningkatan elektabilitas dan popularitasnya.
“Kalau misalnya kita bisa memperlihatkan kualitas, visi yang lebih rasional, maka bisa jadi partai politik ini mempertimbangkan dengan matang. Apalagi kita datang dengan survei memadai dan memenuhi kriteria yang mereka inginkan. Karena partai politik juga pasti akan melakukan survey secara internal melalui partainya,” ucapnya.
Bahkan, katanya sejumlah parpol justru mendorongnya lebih jauh untuk melakukan sesuatu yang dapat mendongkrak popularitas dan elektabilitas sebagai bakal calon wali kota.
“Sejauh ini komunikasi yang saya lihat, mereka (parpol) melihat positif kita maju. Bahkan ada partai yang menyarankan kepada saya apa yang harus saya lakukan untuk meningkatkan elektabilitas dan popularitas dan sebagainya,” tutupnya.
Edang dikenal sebagai aktivis pergerakan dan profesional. Semasa kuliah di Universitas Tadulako (Untad) Palu, ia bergabung di banyak organisasi. Pernah pula menjabat Ketua Umum Senat Mahasiswa sekaligus pimpinan umum pers Mahasiswa di Untad.
Namanya semakin dikenal ketika diamanahi jabatan sebagai Wakil Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnasham) RI periode 2007-2012.
Sederet pengalaman organisasi dan jenjang akademik mengantarkan Edang menjadi seorang profesional dan kini dipercaya sebagai salah satu Tenaga Ahli Gubernur Sulteng.
Reporter : Hamid
Editor : Rifay