PALU – Bakal Calon Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Rusdy Mastura meneruskan rekomendasi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Hanura kepada pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Hanura Sulteng.
Rusdy Mastura meneruskan Surat Keputusan Nomor: 036/B.3/DPP-HANURA/IV/2020 tentang Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Provinsi Sulteng 2020-2024.
Surat yang ditandatangani langsung oleh Ketua Umum Oesman Sapta Odang dan Sekjen Gede Pasek Suardika itu, berisi tentang persetujuan DPP Hanura kepada Rusdy Mastura sebagai Calon Gubernur dan Ma’mun Amir sebagai Calon Wakil Gubernur Provinsi Sulteng.
Rombongan Rusdy Mastura, diterima langsung oleh Sekretaris DPD Hanura Sulteng, Ismail Junus di Sekretariat DPD Hanura Sulteng, Selasa (14/07) siang.
Pada kesempatan itu, Ismail Junus mengatakan pihaknya bersyukur karena DPP Hanura merestui pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulteng yang diusulkan oleh DPD Hanura Sulteng.
Anggota DPRD Sulteng ini menambahkan, pihaknya mengusulkan Rusdy Mastura – Ma’mun Amir karena keduanya sudah terbukti memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan di Sulteng.
Rusdy Mastura merupakan Wali Kota Palu dua periode sedangkan Ma’mun Amir merupakan mantan Bupati Banggai yang juga sudah banyak memberikan kontribusi bagi kabupaten Banggai
“Pasangan ini sangat dinamis, Insya Alla ini sangat luar biasa,” ujar Ismail Junus.
Aleg DPRD Sulteng asal Dapil IV itu mengatakan, pihaknya akan bersinergi dengan partai pengusung lainnya, yakni Nasdem, PKS, dan PKB untuk memenangkan Rusdy Mastura – Ma’mun Amir pada Pilkada yang akan dilaksanakan 09 Desember 2020 mendatang.
Sementara itu, Rusdy Mastura mengucapkan terima kasih kepada Partai Hanura karena masih memberikan kesempatan untuk maju dalam kontestasi Pilgub 2020. Jika diberi amanah memimpin Sulteng, Rusdy Mastura akan melakukan peningkatan fiskal daerah untuk kemaslahatan negeri.
“Kalau ini bisa kita lakukan, maka pemimpin selanjutnya sudah bisa nyaman,”ujarnya.
Politisi Nasdem ini menjelaskan, jika suatu daerah memiliki anggaran yang banyak, maka pembangunan fisik maupun non fisik bisa digenjot.
“Pengalaman saya di Palu, PAD yang awalnya hanya Rp 18 miliar bisa kita naikkan hingga Rp 300 miliar. Dengan dana ini kita bisa bangun banyak infrastrukur,” tandasnya. (YAMIN)