Menuju Pemilu yang Bermartabat Tanpa Hoax dan SARA

oleh -
Daeng Jintoro

Memasuki tahun politik, iklim persaingan kian terasa menghangat. Sejumlah tokoh di berbagai daerah pun terus berlomba untuk menduduki kekuasaan dalam berbagai ajang, mulai dari pemilihan legislatif dan juga pemilihan presiden tahun ini.

Arus hoax yang kian deras membanjiri masyarakat di dunia maya turut membuat resah Kepolisian Republik Indonesia.

“Menangkal hoax ini pun harus melibatkan segenap elemen masyarakat. Itu sebabnya saya gandeng tokoh-tokoh masyarakat, ulama, cendekiawan, mahasiswa hingga media massa, karena hoax ini bisa memecah belah masyarakat sehingga jangan dibiarkan,” demikian yang pernah disampaikan Kepala Biro Multimedia Mabes Polri, Brigadir Jenderal Budi Setiawan.

Patut diakui, Indonesia sebagai negara berpenduduk terbesar keempat di dunia yang terdiri dari berbagai suku, etnis dan agama ini akan segera melangsungkan Pemilu Tahun 2019 ini.

BACA JUGA :  Bupati Sigi: DTKS Acuan Program Sosial ke Depan

Sebagai negara yang besar, bukanlah hal yang mengejutkan jika banyak isu-isu merebak ke dalam kehidupan masyarakat, termasuk di daerah-daerah.

Di tataran daerah, patut diakui sedang gempar dan dirundung isu-isu yang mengancam perpecahan. Penggunaan isu SARA dan hoax alias berita bohong kerap digunakan atau masih menjadi primadona para kontestan sebagai alat politik untuk meraih kekuasaan.

Untuk menekan kerawanan terjadinya isu hoax dan SARA tersebut, perlu sinergisitas yang solid antara berbagai stakeholder, termasuk masyarakat sipil yang terdiri dari tokoh masyarakat guna membantu dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat.

Hal inilah yang dilakukan salah satu Tokoh Masyarakat Kota Palu, Ir. Daeng Jintoro.

BACA JUGA :  Andono Wibisono: Terima Kasih Para Slankers Bisa Tepati Janjinya

Dia mengakui, di jaman sekarang ini banyak oknum yang menyebarkan berita hoax untuk saling menjatuhkan.

Menurutnya, strategi seperti ini membuat masyarakat yang sebelumnya cukup toleran, menjadi terpicu karena adanya hoax yang disampaikan secara terus-menerus.

“Jadi yang perlu ditekankan untuk menangkal konflik bernuansa SARA adalah dengan toleransi. Isu-isu SARA digunakan tidak berdiri sendiri sebenarnya, tetapi dia diusung dan digunakan dengan menggunakan pemberitaan bohong atau hoax sehinga masyarakat dengan mudah tersulut,” tambahnya.

BACA JUGA :  Kapolres Morowali Klarifikasi Video Viral Penembakan di Bahodopi sebagai Hoaks

Dia pun mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk santun dan bijak dalam bermedia sosial dan tidak mudah terpancing pada hal-hal yang sengaja memecah belah persatuan.

Tak sampai di situ, dia juga mengajak semua lapisan masyarakat untuk berpartisipasi menyukseskan Pemilu 2019 agar berjalan sukses, aman dan lancar.

“Mari kita sama-sama menjadi pemilih yang cerdas, santun tanpa ada kebencian dengan pihak yang berseberangan pilihan politik dengan kita. Dengan begitu, maka Pemilu kali ini akan berjalan dengan sejuk dan pastinya menghasilkan demokrasi yang bermartabat,” tutupnya. (RIFAY)