PALU – Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (PPMI) sekaligus Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), H. Abdul Kadir Karding, mengajak generasi muda untuk tidak ragu bermimpi besar dan mempersiapkan diri menjadi pekerja migran yang berkualitas. Ia meyakini Sulteng menjadi salah satu daerah penyumbang pekerja migran dengan kemampuan skill terbesar di Indonesia. Hal ini disampaikan dalam penandatanganan nota kesepahaman atau MoU bersama Gubernur Sulawesi Tengah, Selasa (10/6) pagi.
“Saya pernah jadi DPR di Jawa Tengah dua periode, dan tiga periode di DPR RI. Saya lahir di desa, baru belajar pakai sepatu kelas 4, baru bisa makan pakai sendok setelah kuliah. Tapi hari ini, saya bisa berdiri sebagai Menteri Pekerja Migran Indonesia” kata Abdul Kadir Karding di hadapan para mahasiswa dan pelajar.
Menurutnya, mimpi besar harus terus dipelihara, karena setiap orang memiliki peluang yang sama untuk sukses. Karding juga menekankan pentingnya pengalaman kerja di luar negeri sebagai sarana peningkatan kualitas SDM. Ia menjelaskan bahwa bekerja di luar negeri tidak hanya memberi dampak ekonomi, tapi juga membawa transfer ilmu dan wawasan.
“Jangan pernah meredupkan mimpi untuk menjadi orang-orang terbaik. Kita semua punya kesempatan yang sama. Saya pernah ke luar negeri lima hari waktu jadi DPR, otak saya langsung berkembang. Apalagi kalau dua sampai tiga tahun. Skill dan pengetahuan mereka pasti meningkat,” katanya.
Ia mencontohkan Desa Bumidaya di Lampung Selatan yang mendapat pemasukan hingga Rp500 juta per bulan dari remintansi pekerja migran. Ia mendorong agar sekolah-sekolah di Indonesia mulai menyiapkan peserta didik sejak dini dengan keterampilan dan bahasa asing sesuai kebutuhan pasar kerja internasional.
Ia juga mengusulkan adanya kelas migran dalam bentuk ekstra kurikuler di SMA dan SMK, menyesuaikan kurikulumnya dengan peminatan negara tujuan para pekerja kerja.
“Permintaan tenaga kerja luar negeri mencapai 1,7 juta. Maka suplainya juga harus kita desain, mulai dari bahasa, skill, hingga kurikulumnya,” pungkasnya.
Reporter: Nanang IP
Editor: Nanang