JAKARTA – Menteri Hukum Republik Indonesia, Supratman Andi Agtas, mengajak seluruh masyarakat Sulawesi Tengah turut memanjatkan doa agar HS Idrus bin Salim Aljufri atau Guru Tua, dapat segera memperoleh gelar Pahlawan Nasional Tahun 2025.

“Mohon doa dari seluruh masyarakat Sulawesi Tengah dan Abnaulkhairaat di seluruh Indonesia, semoga pengusulan Guru Tua sebagai Pahlawan Nasional dapat segera terwujud,” ujar Supratman di Jakarta.

Menteri Supratman menuturkan bahwa dirinya telah melakukan pembicaraan langsung dengan Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, untuk memperkuat langkah pengusulan tersebut.
“Tadi saya sudah berbicara dengan Menteri Kebudayaan terkait usulan ini. Mudah-mudahan semua proses berjalan lancar dan penuh dukungan,” imbuhnya.

Ia menegaskan, Guru Tua merupakan sosok dengan jasa besar bagi pendidikan, dakwah, dan kebangsaan di Sulawesi Tengah maupun Indonesia. “ Guru tua bukan hanya tokoh agama, tapi juga tokoh bangsa telah menanamkan nilai-nilai keislaman, kebangsaan, dan kemanusiaan kuat. Sudah selayaknya guru tua mendapat pengakuan negara sebagai Pahlawan Nasional,” tutur Menteri Hukum.

Sementara, Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan bahwa pihaknya belum menggelar rapat finalisasi, meski telah menerima berkas pengusulan resmi dari Kementerian Sosial (Kemensos).

“Sebagai Ketua Dewan Gelar, kami menunggu hasil kajian Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Tingkat Pusat (TP2GP). Proses ini berjalan sesuai mekanisme,” ujarnya saat menghadiri kegiatan Taklimat Media: Lomba Menulis Surat Nasional 2025 di Gedung Kementerian Kebudayaan, Jakarta Selatan, Jumat (3/10).

Dirjen Pemberdayaan Sosial Kemensos, Mira Riyati Kurniasih, menyebutkan terdapat 10 nama calon Pahlawan Nasional 2025, empat di antaranya merupakan usulan baru, sementara enam lainnya merupakan pengajuan telah dikaji sejak tahun-tahun sebelumnya.

Tokoh-tokoh kembali diusulkan antara lain:

K.H. Abdurrahman Wahid (Jawa Timur), Jenderal Soeharto (Jawa Tengah), K.H. Bisri Sansuri (Jawa Timur), HS Idrus bin Salim Aljufri (Sulawesi Tengah), Teuku Abdul Hamid Azwar (Aceh) serta K.H. Abbas Abdul Jamil (Jawa Barat)

Sedangkan empat tokoh baru masuk daftar adalah:

Anak Agung Gede Anom Mudita (Bali), Deman Tende (Sulawesi Barat), Prof. Dr. Midian Sirait (Sumatera Utara) dan K.H. Yusuf Hasim (Jawa Timur)

Menutup pernyataannya, Menteri Supratman berharap masyarakat terus memberikan dukungan moral dan doa bagi proses pengusulan tersebut.
“Semoga segala upaya ini membawa hasil terbaik, dan jasa besar Guru Tua bagi bangsa ini dapat diabadikan secara resmi melalui gelar Pahlawan Nasional,” pungkasnya.***