PALU – Kegembiraan meluap di antara peserta Jambore Penyuluh Pertanian tingkat Nasional yang berkumpul di Desa Sidera, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. Momen ini dipicu oleh janji Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, untuk menambahkan Biaya Operasional Penyuluh (BOP) Pertanian sebesar 200 ribu.
Di tengah sorak-sorai peserta jambore, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengumumkan kebijakan peningkatan BOP. Dalam pengumuman tersebut, dia berkata, “Aku mengerti dengan perasaan para penyuluh BOP pertanian, karena saya juga dulu dari penyuluh. Untuk sementara, saya tambahkan 200 ribu per bulan. Nanti, kami mencoba menghitung PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) berdasarkan kinerjanya. Jika kinerja meningkat dan produksinya berkembang, kita akan pertimbangkan peningkatan BOP 200, 300 hingga 500 ribu tapi dengan catatan, aku ukur dengan hasil panen padi dan jagung mulai hari ini,”Ujar Mentan RI Andi Amran Sulaiman usai berkomunikasi dengan delapan orang perwakilan penyuluh dari 38 Provinsi di lokasi jambore tani, Senin (6/11).
Namun, Menteri Amran juga menegaskan bahwa kebijakan ini harus adil.
“Untuk dasarnya, dulu 200 ribu tetapi jika daerah tersebut tidak mengalami perubahan yang signifikan, maka BOP PPL tersebut akan aku cabut. Kita harus adil,” tegasnya.
Menurutnya, provinsi yang produksinya bagus akan dinilai dengan menggunakan sistem presentase, tapi jika ada penurunan produksi yang signifikan, maka BOPnya akan dicabut secara langsung.
“Kalau ada yang turun produksi dari 10 ton tiba-tiba menjadi 6 ton, aku cabut BOP-nya. Percayalah, kita harus adil,” tegasnya.
Keputusan Mentan ini memberikan dorongan besar bagi para penyuluh pertanian di seluruh Indonesia, sementara juga mendorong peningkatan produktivitas pertanian secara menyeluruh. Peningkatan BOP ini menjadi tonggak penting dalam upaya mendukung petani dan para penyuluh, dalam mewujudkan pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan di tanah air.
Reporter: IRMA
Editor: NANANG
