PALU- Menteri Pertanian Syahrul Yason Limpo mendorong masyarakat menghidupkan kembali kearifan lokal menyimpan hasil pertanian di lumbung rumah, desa, kecamatan dan kabupaten.
“Masyarakat Toraja mengenal Tongkonan, masyarakat Sunda mengenal Leuit, masyarakat Jawa mengenal lumbung. Kearifan lokal yang sudah ditunjukkan orang-orang tua dulu yang selalu menyimpan hasil pertanian dan perkebunan mereka baik itu dirumah sampai di lumbung- lumbung desa harus kita lakukan,” tegas Mentan dalam Rapat Stabilisasi Harga Gabah secara virtual diikuti 400 lebih peserta dari Dinas Pertanian Propinsi, Kabupaten, Himbara, Bulog dan Kostalink, Selasa (21/4) siang.
Hal ini kata Mentan, tidak lepas dari perubahan iklim yang terjadi di dunia pada tahun ini dan tahun depan yang akan membuat dunia akan membutuhkan beras dari Indonesia.
“Jadi kalau sekarang kita kelebihan produksi beras, jangan semuanya dijual, tapi sebagian di simpan,” harap Mentan.
Harapan Mentan dilontarkan karena berdasarkan data hingga April , dari 34 propinsi hanya 16 propinsi yang bermasalah dalam hal harga gabah, dari 514 kabupaten dan kota di Indonesia hanya 77 kabupaten dan kota yang harga gabahnya bermasalah serta dari 7000 kecamatan hanya 156 kecamatan yang bersoal.
Mentan menegaskan dirinya bersama jajaran Kementan akan memonitoring perkembangan diseluruh Indonesia.
“Kita akan melakukan monitoring kalau ada permainan. Itu gunanya kita ada menyangga negara, karena komoditas beras rentan dimainkan untuk kepentingan kepentingan tertentu. Ayo teman teman di daerah mari kita lakukan ini secara bersama-sama. Dalam kondisi seperti sekarang, tidak ada yang bisa dilakukan tanpa kebersamaan,” tegas Mentan. (Ikram/***)