Tidak beriman seorang muslim itu sehingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai buat dirinya” (HR. al-Bukhari).

Secara umum kita biasa melihat ada banyak orang merasa penyesalan saat mengenang saudara-saudaranya yang telah meninggal dunia. Misalnya, menyesal karena orang yang dikenang telah terlebih dahulu pergi untuk selama-lamanya tetapi tak sempat berbuat baik kepadanya.

Penyesalan itu sudah sangat terlambat. Dan sebenarnya kalau mengikuti petunjuk dalam Islam, Insyaallah penyesalan itu tak akan terjadi.

Soalnya, Islam menyuruh kita untuk senantiasa berbuat baik dengan sesama saudara. Cakupan saudara juga diperluas. Bukan hanya saudara se-ayah se-ibu, se-nenek, se-kampung, atau se-kecamatan, se-negeri. Tetapi juga saudara dengan sesama iman lintas negara. Bahkan dengan sesama manusia.

Tentunya berbuat baik sangat utama dilakukan sewaktu masih hidup di dunia. Dampaknya bukan hanya terhadap individu, tetapi juga terhadap umat atau negeri. Suatu negeri yang dihuni oleh penduduk yang menjunjung tinggi tali persaudaraan, akan nyaman dan damai.

Bila suatu negeri demikian, akan tercipta saling bantu-membantu-membantu satu sama lain. Kalaupun harus terpisah karena sesuatu hal, seperti kematian, dalam kesedihan masih tersisa rasa senang di hati karena pernah berbuat baik kepadanya. Sebaliknya, bila saling membenci, saat kematiannya bisa muncul rasa menyesal karena belum sempat meminta maaf.

Imam Syafi’ie Rahimahullah berpesan: “Jika engkau punyai sahabat yang selalu membantumu dalam rangka ketaatan kepada Allah; maka peganglah dia erat-erat; dan jangan sesekali kau lepaskannya. Karena mencari teman baik itu susah. Tetapi melepaskannya sangat mudah sekali”.

Al-Hasan Al-Bashri Rahimahullaah juga berkata: “Perbanyaklah sahabat-sahabat mu’minmu, karena mereka memiliki Syafa’at pada hari kiamat.”

Karena itu setiap orang pasti membutuhkan orang lain. Kita saling berhubungan satu sama lain dan menjalin persahabatan, persaudaraan, dan kerja sama.

Persahabatan membuat hidup kita lebih bermakna dan menyenangkan. Betapa tidak enaknya jika kita tak punya seseorang yang menjadi sahabat dikala suka duka.

Jika kita menemukan dan memiliki sahabat sejati maka jagalah baik-baik hubungan dengannya hingga persahabatan kita bisa terus terjalin bahkan, hingga ke surga Allah. Wallahu a’lam

DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)