Menjaga Kelestarian Dadendate yang Nyaris Punah

oleh -
Kesenian tradisi lisan masyarakat Kaili berdialek Rai, dadendate. (Foto : media.alkhairaat.id/Mun)

PALU – Keberagaman musik modern yang kerap digemari remaja masa kini menyebabkan musik tradisional hampir memudar. Salah satu contohnya adalah kesenian tradisi lisan masyarakat Kaili berdialek Rai, dadendate.

Dadendate yang telah mengalun sejak abad ke-18 di tengah masyarakat Kaili, kini semakin jarang dimainkan, terutama di Desa Taripa, Kecamatan Sidue, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.

Desa ini dulunya menjadi tempat suburnya dadendate. Kepergian maestro yang gigih mempertahankan eksistensi seni dadendate, Usman Lajanja, pada Januari 2023, semakin menambah kesedihan para seniman dan pegiat seni.

Muhammad Zulfikar, seorang pegiat seni yang gemar mengeksplorasi musik tradisi, mengambil langkah untuk melestarikan dadendate melalui program Fasilitas Pemajuan Kebudayaan (FPK). Proposalnya lolos sebagai penerima bantuan pemerintah yang didanai oleh Badan Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XVIII.

Zulfikar, yang juga komposer musik Tardigrada band asal Palu, memanfaatkan kesempatan ini dengan menggelar workshop kreativitas dan ekspresi instrumen tradisional mbasi-mbasi, bertajuk “Merajut Warisan Suara.” Workshop ini berlangsung di gedung Ruang Praktik Siswa (RPS) SMK N 2 Palu, pada Sabtu-Ahad, 6-7 Juli 2024.

“Kami sudah melakukan riset dan melihat bahwa dadendate sulit di regenerasi. Ada sekolah yang memiliki ekskul kesenian, kami akan kolaborasikan musik tradisi ini bersama para pelajar,” kata Zulfikar saat dihubungi melalui WhatsApp, Ahad 7 Juli 2024.

Zulfikar melibatkan 20 peserta yang berasal dari empat sekolah: SMK Negeri 2 Palu, SMK Negeri 3 Palu, SMK Toveaku Palu, dan SMK Labuan. Peserta diberikan pengetahuan tentang sejarah dadendate, cara memainkan alat musik tradisional, serta belajar memantik pola lantunan vokal untuk membentuk kesenian dadendate yang utuh.

Tak hanya itu, peserta diajak mengunjungi kediaman seniman di Desa Taripa. Rumah kediaman Simalia, yang merupakan keponakan mendiang Usman Lajanja, menjadi tempat mereka mengenal lebih dekat seni dadendate.

Salah satu peserta, Salsa, seorang siswi dari SMK Negeri 2 Palu, menyatakan bahwa tradisi lisan dadendate adalah bentuk kesenian tradisional yang unik untuk diulik. Meskipun proses belajar kesenian tradisional ini tidak mudah, ia mengaku akan mempelajarinya lebih sering.

“Agak sulit memang, apalagi belum familiar di kalangan kami. Tapi dadendate itu unik dan menarik untuk dipelajari,” kata Salsa menutup perbincangan.

Dengan upaya seperti ini, diharapkan dadendate dapat terus hidup dan dikenal oleh generasi muda.

Reporter : Mun
Editor : Yamin