Menjaga Hidayah

oleh -
Ilustrasi. (Youtube/Pesbar Dakwah)

Ibarat pohon yang diharapkan tumbuh lebat dan rindang, maka perlu di rawat dengan baik. Begitu pula dengan hidayah, membutuhkan perawatan yang maksimal sehingga tetap berada dalam naungan Allah SWT.

Hidayah memang perlu perawatan karena merupakan nikmat tidak ternilai yang diberikan Allah SWT kepada para hamba yang dikehendaki-Nya.

Hidayah atau petunjuk sejatinya menjadi sesuatu yang sangat didambakan oleh setiap Muslim. Hal itu ditunjukkan dengan bacaan surah al- Fatihah yang selalu diulang-ulang oleh umat Islam di dalam shalat.

Di antara bacaan itu berbunyi “ihdina ashshiraata al-mustaqiim” yang berarti “tunjukkanlah kami jalan yang lurus”.

“Kita terus membaca kalimat itu setiap hari. Artinya, kita tidak boleh bosan mengharapkan datangnya hidayah atau petunjuk dari Allah SWT,” ujar Ustaz Syafiq.

Salah satu tanda seorang hamba mendapat hidayah dari Allah SWT adalah perilakunya berubah menjadi lebih baik dari waktu-waktu sebelumnya. Dari yang tadinya enggan mengerjakan shalat fardu, kini menjadi rajin menunaikan ibadah tersebut secara berjamaah di masjid. Dari yang tadinya malas membaca Alquran, kini menjadi rutin membaca kitab suci setiap hari.

BACA JUGA :  Akibat Membiarkan Kemaksiatan

Namun demikian,  sebagai manusia kita tidak boleh merasa cepat puas dengan amalan-amalan baik yang kita kerjakan. Mengapa demikian? Sebab, setan tidak akan pernah putus asa untuk menyesatkan manusia. Bukan berarti orang yang sudah rajin datang ke masjid, setan akan berhenti  menggoda. Tapi malah setan yang akan menggodanya lebih hebat lagi dari setan-setan sebelumnya.

Cara setan  menggoda orang-orang yang rajin beribadah adalah dengan menghadirkan rasa ujub, sombong, atau riya di dalam hati mereka. Tidak hanya itu, setan juga akan membujuk manusia untuk mela kukan dosa-dosa yang acap kali tidak mereka sadari seperti gibah (bergunjing).

Tidak sedikit orang yang rajin datang ke masjid, tapi masih suka gibah.

Allah SWT bisa saja membolak-balikkan hati manusia se waktu-waktu. Oleh karena itu, kata dia, seorang Muslim tidak boleh berhenti berdoa meminta hidayah kepada Allah agar senantiasa terhindar dari dosa dan segala bentuk kesesatan.

BACA JUGA :  Cerdas Menyukuri Nikmat

Dalam satu hadis, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya hati semua manusia itu berada di antara dua jari dari sekian jari Allah Yang Maha Pemurah. Allah akan membolak-balikkan hati manusia menurut kehendak-Nya.” Setelah itu, Rasulullah SAW berdoa: “Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepada-Mu!” (HR Muslim No 4798).

Tergelincirnya seseorang ke dalam dosa setelah mendapat petunjuk dari Allah bukan suatu hal yang mustahil terjadi. Dalam Alquran surah al-A’raf ayat 175- 177, Allah SWT mengisahkan, ada orang yang telah diberikan-Nya petunjuk tentang agama, tapi orang itu diikuti oleh setan hingga ia pun tersesat.

Sebagian besar kalangan mufasir berpendapat, orang yang dikisahkan Allah tersebut adalah Bal’am bin Ba’ura. Dia seorang alim dari kalangan Bani Israil yang doanya mustajab. Apa pun yang dia minta dalam doanya, Allah mengabulkannya.

Namun, dia akhirnya tergelincir oleh bujukan dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah. Di ujung hayatnya, Bal’am meninggal dalam keadaan suul khatimah.

BACA JUGA :  Panggilan Shalat

Kisah di atas menunjukkan, proses spiritual yang dialami seseorang selama hidupnya memang penting. Akan tetapi, yang jauh lebih penting lagi dari itu adalah akhir dari hidup manusia: meninggal dunia dalam kondisi husnul khatimah atau suul khatimah.

Begitu pula halnya dengan hidayah. Ia bisa saja menjadi bagian dari proses dalam kehidupan manusia. Namun, sikap istiqamah kita dalam memelihara hidayah itu jualah yang pada akhirnya menentukan hasil yang akan kita petik di akhirat kelak.

Menjaga hidayah itu lebih sulit dari mengenal hidayah, jika kita mampu istiqamah maka semunya insya Allah akan terasa mudah. Yakinilah akan ada Allah yang terus menjagamu, dan Allah takkan membiarkanmu kembali ke jalan yang salah. Allah akan senantiasa mengingatkan kita, baik tersurat maupun tersirat.

Tinggal kita sendiri yang harus peka melihat semua peringatan-Nya. Wallahu a’lam

DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)