Tidak mudah untuk bertahan dalam mengawal perjalanan dakwah, karena itulah Allah swt telah menyiapkan balasan yang besar bagi siapa saja yang dengan tulus ikhlas tetap istiqamah berjuang dijalan Allah.
Allah swt telah menyiapkan surga untuk mereka yang dengan ikhlas menginfaqkan harta dan jiwanya di jalan Allah.
Tidak sedikit, mereka yang berjuang di jalan dakwah harus minggir dan menepi bahkan berhenti memperjuangkan agama Allah swt karena mereka tidak sanggup untuk bertahan atas cobaan yang diberikan oleh Allah swt.
Ada yang harus futur karena alasan tidak sanggup akan cobaan berupa kesulitan-kesulitan tapi, tidak sedikit yang harus insilakh (keluar) dari jalan dakwah karena cobaan yang berupa kenikmatan.
Ketika dakwah telah masuk pada pusat-pusat kekuasaan. Ketika harta, tahta dan wanita begitu mudah untuk didapatkan, maka ada sebagian aktivis yang kecele dengan godaan-godaan tersebut.
Tak pelak, orientasi pun menjadi berubah. dan akhirnya mengubah perilaku yang ditunjukkannya.
Harus jujur diakui untuk hal yang terakhir, disebabkan mereka yang terlena dengan dunia, mereka yang telah mengubah orientasinya juga memengaruhi aktivis dakwah yang lain, serta merusak citra dakwah itu sendiri.
Dan tidak sedikit dari aktivis dakwah yang merasa tertipu,kecewa dan akhirnya memutuskan untuk keluar dari jamaah. Oleh karena itulah, mari kita renungkan lagi firman Allah swt berikut ini:
“Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun…” (Al-Mulk: 1- 2)
Berada di jalan dakwah saat ini bagai memegang bara api. Cobaan dan cercaan selalu datang bertubu tubi. Meski begitu Rasulullah menaruh harapan besar pada umatnya sekarang.
Lihat saja pada suatu hari di jumpai Rasulullah sedang menangis. Melihat beliau para sahabat pun, bertanya, “Apa yang membuatmu menangis wahai Rasulullah? Beliau menjawab, “Aku rindu kepada saudara-saudaraku!”
“Bukankah kami ini saudaramu, wahai rasulullah,” sergah para sahabat beliau. ”Bukan. Kalian adalah sahabatku. Sedangkan saudara-saudaraku adalah kaumku yang akan datang setelah (kepergian)ku, mereka beriman kepadaku dan tidak pernah melihatku,” tegas beliau (Sirah Ibnu Hisyam).
Rasulullah telah menitikkan air mata karena rindunya beliau kepada umatnya yang tak pernah dilihatnya namun beriman kepadanya.
Namun pernahkah kita membalas kerinduan itu dengan deraian air mata? Adakah deraian air mata karena ingin berjumpa dengan beliau?
Bahkan Mikail pun tidak pernah tersenyum sejak api neraka di ciptakan oleh Allah. Dari sahabat Anas bin Malik ra meriwayatkan, bahwa Rasulullah saw bertanya kepada Malaikat Jibril, ”kenapa aku tidak pernah melihat Malaikat Mikail tertawa sama sekali?” Jibril menjawab, “Mikail sudah tidak pernah tertawa sejak api neraka diciptakan.”
Neraka memang tidak hanya api, tapi juga ada dingin. Namun dingin yang membinasakan.
Simaklah sabda Rasulullah saw berikut ini, “Neraka mengadu kepada Tuhannya, lalu ia berkata:” Ya Rabbi, bagian tubuhku memakan antara satu dan yang lainnya, maka berikanlah aku nafas. Lalu Allah memberikannya dua nafas; satu nafas di musim dingin dan satu nafas di musim panas. Maka kalian akan menjumpai panas yang sangat luar biasa dari teriknya, dan dingin yang sangat luar biasa dari udaranya (yang amat dingin).” HR. Bukhari
Meniti langkah di jalan dakwah tidaklah mudah. Tidak juga sulit. Tidak mudah, karena jalan dakwah ini hanya sedikit orang yang memilihnya. Sehingga kita haruslah benar-benar ikhlas mengharapkan pertolongan serta ridha Allah dalam meniti jalan dakwah ini. Wallahu a’lam
DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)